news  

98 Desa Mandiri Listrik Hijau, PLTS Pertamina NRE Capai 536,74 kWp

98 Desa Mandiri Listrik Hijau, PLTS Pertamina NRE Capai 536,74 kWp

Desa Energi Berdikari: Transformasi Energi Terbarukan di Tengah Kehidupan Masyarakat

Di Desa Lubuk Hitam, Sumatera Barat, suara turbin air yang berputar lembut mengiringi aliran sungai yang jernih. Di sini, masyarakat sekitar mendapatkan listrik secara gratis melalui sistem mikrohidro yang telah dipasang untuk mendukung kegiatan wisata mereka. Di tengah hutan Besakih Bali, panel surya menyalurkan listrik yang membantu para peternak lebah dalam mengoperasikan mesin ekstraksi madu. Sementara itu, di Boyolali, nyala api dari kompor biogas menyatu dengan udara yang sejuk, membantu warga desa menjaga dapur tetap menyala. Ini bukan sekadar cerita biasa tentang kehidupan di desa.

Ini adalah bagian dari ratusan kisah yang terjadi di Desa Energi Berdikari Pertamina. Program ini memanfaatkan energi terbarukan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Energi terbarukan tersebut dibangun oleh Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) sebagai bentuk komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan mandiri.

Sebagai ujung tombak transisi energi bersih, Pertamina NRE berperan penting dalam memberikan energi bersih kepada masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina. Tujuan utama dari program ini adalah menciptakan kemandirian energi dan kemandirian ekonomi bagi masyarakat desa. Saat ini, DEB Pertamina telah mencapai 98 desa dengan total kapasitas terpasang sebesar 536,74 kWp energi bersih di seluruh Indonesia.

Dengan kapasitas tersebut, potensi penurunan emisi mencapai sekitar 665,6 ton CO₂ per tahun. Angka ini setara dengan menanam sekitar 31.694 pohon dewasa setiap tahunnya. Sebuah kontribusi nyata Pertamina untuk lingkungan dan masyarakat.

Setiap panel surya yang terpasang memiliki cerita. Misalnya, ada anak-anak yang kini bisa belajar di malam hari tanpa khawatir listrik padam. Di balik instalasi pembangkit mikrohidro, ada kisah UMKM lokal yang kini dapat menjalankan alat produksinya tanpa bergantung pada genset atau sumber listrik berbayar. Program DEB Pertamina memberikan manfaat nyata yang dirasakan oleh masyarakat.

Menase Fami, Kepala Kampung Malasigi, mengungkapkan bahwa dulu pihaknya harus menggunakan 20-25 liter BBM per hari untuk menarik air dan listrik. Kini, dengan bantuan PLTS dari Pertamina, pihaknya tidak lagi membeli bahan bakar jauh dari desa. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan ini,” ujarnya.

Di Sulawesi Utara, manfaat serupa dirasakan oleh para peternak babi. Youke Sondakh, Ketua Peternakan Biapong di Minahasa, menjelaskan bahwa kini kandang babi bisa terang 24 jam tanpa bayar pulsa listrik atau solar. “Kami lebih hemat dan bisa menabung untuk membeli indukan tambahan. Harapan kami, bantuan seperti ini bisa terus dikembangkan,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Pertamina NRE bukan hanya menyuplai energi bersih, tapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat. Edukasi menjadi inti dari program ini. Warga diajak untuk memahami bahwa potensi alam di sekitar mereka dapat menghasilkan listrik ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari.

“Program ini bukan hanya tentang teknologi energi baru terbarukan, tapi tentang membentuk ekosistem masyarakat yang mandiri, sadar lingkungan, dan siap menghadapi masa depan,” kata Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE.

Meskipun kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan yang dipasang tidak besar, manfaat yang dirasakan sangat berarti bagi masyarakat. UMKM yang sebelumnya kesulitan berproduksi karena biaya listrik kini dapat beroperasi lebih efisien. Bahkan, beberapa desa mulai menghasilkan surplus energi yang membuka peluang bisnis baru. Mereka mulai mengelola pembangkitan dengan biaya sukarela dari kelompok atau pengguna listrik tersebut.

Upaya Pertamina NRE ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Desa Energi Berdikari menjadi model nyata bahwa transisi energi bisa dimulai dari akar rumput, yaitu dari desa, bukan hanya dari kota atau industri besar.

Kolaborasi dengan unit Pertamina terdekat, pemerintah daerah, komunitas lokal, universitas hingga lembaga internasional turut memperkuat gerakan ini. Desa Energi Berdikari kini bukan sekadar proyek tanggung jawab sosial dan lingkungan, melainkan sebuah gerakan sosial yang membangkitkan kesadaran bahwa masa depan bisa lebih cerah bukan hanya karena listrik menyala, tapi karena harapan yang menyala dari setiap sudut desa di Indonesia.