8 Tingkah Laki-laki yang Tumbuh Tanpa Melihat Cinta Ibu: Dampaknya terhadap Cinta dan Hubungan

8 Tingkah Laki-laki yang Tumbuh Tanpa Melihat Cinta Ibu: Dampaknya terhadap Cinta dan Hubungan



Bertumbuh dalam suatu lingkungan dengan kurangnya tanda-tanda perhatian atau kasih sayang dapat menciptakan pola tingkah laku khas pada individu tersebut. Terutama untuk kaum adam, apabila mereka tidak banyak melihat sang ibu mendapat cinta, kondisi itu kerap berpengaruh terhadap bagaimana mereka mengembangkan ikatan romantis nantinya.

Polanya ini kerap kali timbul secara tak terasa, menciptakan kesulitan khusus di dalam interaksi romantis mereka. Lelaki itu bisa jadi enggak paham bahwa latar belakang remajanya mempengaruhi respon perasaannya seputar cinta dan kasih sayang. Seperti dilansir dari Geediting.com pada hari Minggu (25/05), ada delapan sikap biasa yang acapkali diperlihatkan oleh orang-orang tanpa mereka sadari.


1. Tantangan dalam Menyampaikan Perasaan Cinta

Salah satu indikasi terkuatnya adalah ketidakmampuan untuk mengungkapkan kasih sayang, baik dengan kata-kata ataupun lewat kontak fisik. Mereka bisa merasa risih atau kurang percaya diri tentang metode yang benar untuk memperlihatkan kedekatan dan kepedulian pada pasangannya.


2. Hindarilah Percakapan yang Membingungkan dan Berat

Mereka biasanya merasa gelisah ketika dibicarakan soal perasaan atau masalah emosi yang intens. Diskusi seperti ini dapat menyebabkan rasa terbebani pada diri mereka sehingga lebih baik bagi mereka untuk menjauhinya dengan segala cara agar tetap merasa tenang.


3. Utamakan Logika daripada Perasaan

Mengatasi permasalahan dalam hubungan, mereka mungkin lebih bergantung pada logika serta pikiran yang terstruktur daripada instingtif atau emosional. Mereka meremehkan dampak dari perasaan dan biasanya tidak mempertimbangkannya saat membuat keputusan besar.


4. Kesulitan dalam Menyambut Puji-Pujian atau Respon Affektif Kembali

Mendapatkan puji-pujian ataupun tanda-tanda cinta dari pasangan dapat terasa asing atau kurang menyenangkan baginya. Ia mungkin bereaksi dengan kikuk dan bahkan mencurigai kejujuran dari penghargaan tersebut.


5. Merasa Tak Enak dengan Kelemahan Pribadi

Menyatakan kelemahan pribadi merupakan suatu tantangan besar bagi mereka ketika berada di depan pasangannya. Mereka cenderung ragu karena merasa akan tampak lemah dan bersikap begitu juga bisa membuat mereka menjadi objek kritikan.


6. Secara Berkelanjutan Menjaga Permintaan Konfirmasi Luar

Kebutuhan yang sangat kuat untuk memperoleh penerimaan dan restu dari orang lain, bahkan pasangannya, kerapkali mendorong perilaku mereka. Mereka cenderung selalu berupaya menunjukkan sejauh mana nilainya hanya agar bisa merasa aman di dalam ikatan tersebut.


7. Harapan yang Tak Masuk Akal Terhadap Partner

Terkadang, mereka memiliki harapan yang tidak realistis terhadap pasangan, seperti ekspektasi bahwa pasangan harus selalu memahami pikiran mereka. Mereka mungkin mengharapkan pasangan bisa membaca pikiran tanpa harus ada komunikasi terbuka.


8. Menghindari Keterikatan atau Hubungan Emosional yang Mendalam

Rasanya takut pada hubungan emosional yang terlalu kuat atau janji jangka panjang dapat menjadi hambatan besar bagi sebagian orang. Untuk itu, mereka cenderung menyimpan jarak agar terhindar dari risiko batin luka dimasa mendatang.

Mengenali kebiasaan-kebiasaan ini memungkinkan kita untuk mengerti bahwa metode pendidikan serta sejarah pribadi menentukan bagaimana seseorang bersosialisasi dalam suatu hubungan. Kebanyakan waktu, orang tersebut tak sadar kalau tindak-tanduknya mencerminkan hal-hal yang kurang terpenuhi selama proses pertumbuhan mereka. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com