Berita  

8 Kebiasaan Budaya yang Dirasakan Anak Jawa Saat Pindah ke Jambi

8 Kebiasaan Budaya yang Dirasakan Anak Jawa Saat Pindah ke Jambi

– Pergi ke daerah yang baru selalu memberikan pengalaman yang menarik, penuh dengan petualangan dan penyesuaian, terutama jika sampai berbeda provinsi hingga pulau, tentu saja banyak sekali perbedaan budaya dan adat.

Bagi Anda yang berasal dari Jawa dan memutuskan untuk tinggal di Jambi, terdapat beberapa hal menarik yang mungkin membuat Anda sedikit kaget, atau setidaknya butuh waktu untuk beradaptasi. Perbedaan kecil ini, mulai dari cara berbicara hingga kebiasaan sehari-hari, menjadi bagian dari pengalaman budaya yang menyenangkan.

8 Pengalaman Kebiasaan Budaya yang Dirasakan Anak Jawa Saat Berada di Jambi Versi

1. Bahasa yang Berbeda: “Aku” Berubah Menjadi “Kami” atau “Sayo”

Di Jawa, kata “aku” atau “saya” sudah umum digunakan. Di Jambi, Anda mungkin akan kaget mendengar orang-orang mengucapkan “aku” sebagai kami atau sayo (dibaca: sayaw).

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Jadi, jangan bingung jika teman baru Anda di Jambi berkata, “Kami ingin pergi ke pasar,” yang maksudnya adalah, “Saya ingin pergi ke pasar.” Ini merupakan contoh khas dari bahasa daerah yang memiliki nuansa khusus.

2. Telur: Dijual Per Butir, Bukan Per Kilogram

Jika Anda terbiasa membeli telur dengan ukuran kilogram di Jawa, siapkan diri untuk menyesuaikan diri di Jambi. Mayoritas toko kelontong atau minimarket di sana menjual telur per biji. Hal ini tentu lebih efisien jika Anda hanya membutuhkan beberapa butir untuk membuat kue atau telur goreng.

3. Tidak Ada Alun-Alun?

Salah satu ciri khas kota-kota di Jawa adalah adanya alun-alun, yaitu ruang terbuka yang biasanya menjadi pusat aktivitas masyarakat. Di Jambi, Anda tidak akan menemukan alun-alun.

Namun, jangan khawatir! Sebaliknya, terdapat berbagai taman kota dan area publik lain seperti Taman Pedestrian Jomblo serta Taman Anggrek yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul.

4. Mengendarai Motor Tanpa Helm? Bukan Masalah (Jika Tidak Ada Petugas)

Aturan berkendara di Jambi terlihat lebih lunak, khususnya mengenai penggunaan helm. Pada beberapa bagian jalan, Anda mungkin sering melihat banyak pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm, terutama ketika jarak tempuhnya pendek.

Namun, pastikan Anda tetap waspada dan selalu membawa helm, karena saat ada pemeriksaan atau pos polisi, Anda tetap akan ditilang.

5. Kue Kering yang Langka dan Hidangan Beragam

Bagi pecinta masakan Jawa, petis merupakan bahan dasar yang sulit ditemukan penggantinya. Di Jambi, petis sangat langka ditemui. Sebaliknya, Anda dapat menemukan bumbu-bumbu lain yang rasanya tidak kalah enak.

Gado-gado khas Jambi memiliki metode pengolahan yang berbeda. Daripada menggunakan blender, bumbu gado-gado di sana biasanya dihaluskan dengan cobek. Akibatnya? Bumbu menjadi lebih kental dan rasanya lebih kuat.

6. Rasa Bubuk Cabai dalam Mie Instan

Sebuah kejutan lain bagi lidah Anda. Bumbu mi instan di Jambi, khususnya untuk Indomie goreng, sering kali memakai bubuk cabai daripada saus cabai. Akibatnya, rasa pedas yang lebih kering dan tajam. Jika Anda menginginkan rasa saus, pastikan Anda membawa persediaan saus dari Jawa atau membelinya di minimarket.

7. Bentuk Sikat yang Berbeda

Mungkin ini adalah hal yang paling tidak terduga. Model sapu yang dijual di Jambi berbeda dengan yang ada di Jawa. Sapu di sini lebih panjang dan tidak menggunakan gagang kayu. Bentuknya lebih ramping dan ringan, mungkin karena disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga di wilayah tersebut.

8. Surga Penggemar Nasi Padang

Jambi menjadi tempat yang ideal bagi penggemar Nasi Padang. Anda dapat menemukan warung Nasi Padang di hampir setiap sudut kota, bahkan dengan harga yang sangat murah, mulai dari Rp10.000.

Ini merupakan pilihan makanan yang enak, terjangkau, dan gampang ditemui ketika Anda lapar. Anda juga bisa menemukan banyak pedagang Soto Padang, hidangan lezat yang jarang ditemukan di luar wilayah Sumatra.

Meskipun terdapat banyak perbedaan, semuanya merupakan bagian dari pengalaman hidup di Jambi. Dengan pikiran yang terbuka, Anda akan menyadari bahwa setiap perbedaan adalah kesempatan untuk belajar dan menikmati keragaman budaya Indonesia.***