Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan terdapat tujuh warung di sekitar Markas Polsek Tegalsari, Jalan Basuki Rahmat, mengalami kerusakan akibat kerusuhan yang terjadi pada malam Sabtu (30/8).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak tinggal diam. Eri Cahyadi memastikan pihaknya memberikan dukungan kepada para pedagang warung yang terkena dampak. Jumlahnya disesuaikan dengan aktivitas masing-masing.
“Tujuh warung tersebut beragam, ada yang menerima bantuan sebesar Rp 5 juta, Rp 7 juta. Jadi kita data, jika ada yang dimiliki warga yang rusak, seperti warung yang terbakar kemarin, Pemerintah akan memberikan pengganti,” kata Eri, Kamis (4/9).
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Selanjutnya, tujuh pedagang yang terkena dampak ini menjual berbagai macam makanan dan minuman, seperti kafe kecil, Nasi Padang, Rujak Cingur, Penyetan, masakan Tionghoa, dan lain sebagainya.
Selain bantuan modal, tujuh pedagang yang warungnya terbakar diberikan lokasi sementara di Sentra Wisata Kuliner (SWK). Tidak hanya warung mereka yang terbakar, barang-barang para pedagang juga dirampas oleh pihak tertentu.
“Ini warga Surabaya, kita lihat mereka membuka warung untuk bertahan hidup, ternyata setelah kejadian (warung) mereka dibakar habis, namun sebelum dibakar, barang-barangnya telah diambil semua, ini sudah tidak benar,” tambahnya.
Wali Kota Eri menyebutkan para pedagang yang terkena dampak kerusuhan akan diberikan tempat usaha di SWK Kecamatan Tegalsari, sehingga masih dekat dengan lokasi tinggal para pedagang.
“Kemudian akan diawasi oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya sehingga beliau dapat kembali berdagang, menggerakkan perekonomian keluarga,” kata Eri.
Setelah kejadian kericuhan tersebut, Eri memanggil seluruh penduduk Surabaya untuk bersatu dalam menjaga kota. Selain itu, ia juga memberikan semangat kepada warga Surabaya agar tidak takut untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
“Saya berharap kepada Arek Surabaya, yang berjualan, ayo kembali berjualan, yang ingin bersantai (bermain) ya silakan bersantai lagi, yang bekerja tetap lakukan pekerjaannya. Insyaallah Surabaya kondusif, mari jaga kekompakan dan kerukunan,” ujar Eri.
Di sisi lain, seorang pedagang yang terkena dampak kerusuhan di sekitar Polsek Tegalsari, Yuniati, berusia 54 tahun. Pada saat kejadian terjadi, sekitar pukul 23.00 WIB, kafe dan warung makan penyet miliknya masih beroperasi.
Namun, karena situasi yang tidak menguntungkan, kopi miliknya diminta untuk ditutup. “Tidak tahu kalau sampai dibakar, jika tahu pasti saya bawa barang-barangnya pulang. Padahal waktu itu baru saja menjual barang dagangannya,” ujar Yuni.