Perilaku Membisukan Kontak di Media Sosial dan Maknanya dalam Psikologi
Perilaku membisukan kontak di media sosial sering kali dianggap sebagai tindakan yang tidak ramah atau tidak sopan. Namun, dari sudut pandang psikologi, tindakan ini bisa menjadi bentuk mekanisme individu dalam mengelola emosi, batasan sosial, serta kesehatan mental. Berikut adalah beberapa hal penting yang terkait dengan perilaku ini.
Mereka Menghargai Waktu Mereka
Orang-orang yang sering mem-mute kontak di media sosial biasanya memiliki kesadaran tinggi terhadap nilai waktu mereka. Mereka menyadari bahwa setiap menit yang dihabiskan untuk scrolling tanpa tujuan justru terbuang sia-sia. Tidak berarti mereka anti-sosial, tetapi mereka telah belajar untuk memprioritaskan waktu secara efektif. Dengan mem-mute grup chat yang tidak penting atau kontak yang tidak urgent, mereka menciptakan ruang yang lebih berkualitas dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, mereka dapat fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting dan lebih hadir dalam interaksi nyata.
Memahami Dampak Kelebihan Beban Digital
Kelompok ini juga paham bagaimana kelebihan beban digital dapat memengaruhi kesehatan mental. Mereka sadar bahwa bangun tidur dengan puluhan notifikasi bisa membuat perasaan kewalahan sejak awal hari. Kondisi “online” yang terus-menerus bisa menyebabkan stres, kecemasan, bahkan burnout. Untuk mengatasi ini, mereka membatasi penggunaan ponsel di waktu-waktu tertentu, seperti pagi dan malam hari. Strategi ini membantu mereka merasa lebih tenang dan memiliki kontrol atas hidup mereka.
Menyukai Koneksi yang Nyata
Fokus utama mereka adalah membangun hubungan yang bermakna, bukan hanya sekadar jumlah kontak online. Mereka memahami bahwa memiliki ratusan “teman” di media sosial tidak cukup untuk menggantikan kehangatan hubungan dekat. Mereka lebih memilih menginvestasikan waktu pada orang-orang yang benar-benar penting. Pendekatan ini memungkinkan mereka memiliki percakapan yang lebih dalam dan lebih fokus pada kualitas waktu bersama keluarga dan teman dekat.
Lebih Baik dalam Mengelola Stres
Orang-orang yang sering mem-mute kontak di media sosial umumnya memiliki kemampuan mengelola stres yang lebih baik. Mereka menyadari bahwa scrolling di media sosial justru meningkatkan tingkat stres. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi penggunaan media sosial dapat menurunkan perasaan kesepian dan depresi. Dengan mengurangi gangguan dari notifikasi, pikiran mereka lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Lebih Produktif
Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hasil positif dari kebiasaan ini. Notifikasi yang terus-menerus bisa mengganggu alur kerja dan mengurangi fokus. Dengan mematikan notifikasi selama jam kerja, mereka dapat masuk ke dalam “flow state” yang diperlukan untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Hal ini membantu mereka menyelesaikan tugas lebih cepat dan efisien.
Meningkatkan Harga Diri
Mereka juga lebih percaya diri karena terhindar dari perbandingan sosial. Dengan mem-mute akun-akun yang memicu perasaan tidak mampu, mereka bisa fokus pada pencapaian pribadi. Ini membantu mereka merasa lebih puas dengan diri sendiri dan mengurangi ketergantungan pada validasi eksternal.
Menikmati Media Sosial dengan Lebih Baik
Secara mengejutkan, orang-orang ini justru lebih menikmati pengalaman media sosial. Dengan mengurangi kebisingan digital dan fokus pada konten yang benar-benar menarik, media sosial menjadi alat yang bermanfaat untuk belajar, inspirasi, dan koneksi. Kurasi feed yang cermat dan kontrol notifikasi mengubah platform ini menjadi ruang yang menyenangkan dan bermanfaat bagi pertumbuhan pribadi.