JAKARTA,
Konsumsi rumput laut semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tanaman laut ini kerap digunakan sebagai bahan utama dalam hidangan khas Korea dan Jepang, seperti sushi atau onigiri.
Cita rasa rumput laut umumnya gurih dan asin (umami), dipengaruhi oleh lingkungan laut tempat tumbuhnya. Namun tidak hanya lezat, rumput laut juga memiliki manfaat bagi kesehatan.
Dilansir laman
Healthline
, rumput laut mengandung serat, mineral, dan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Berikut ragam manfaat rumput laut untuk kesehatan tubuh.
7 Manfaat Rumput Laut untuk Kesehatan Tubuh
1. Meningkatkan sistem imun
Rumput laut kaya akan senyawa bioaktif seperti polisakarida sulfat, antioksidan, serta vitamin dan mineral. Kandungan tersebut berperan dalam memperkuat daya tahan tubuh.
Studi dalam
Journal of Applied Phycology
(2018) menyatakan polisakarida seperti
fucoidan
dalam rumput laut memiliki efek imunomodulator.
Efek imunomodulator adalah membantu meningkatkan respons imun tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus. Konsumsi rutin rumput laut dapat membantu tubuh lebih siap melawan penyakit.
2. Menunjang kesehatan jantung
Manfaat rumput laut untuk kesehatan tubuh selanjutnya adalah menunjang kesehatan jantung. Rumput laut mengandung serat larut dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta menjaga tekanan darah tetap stabil.
Sebuah penelitian dalam
Marine Drugs
(2021) menunjukkan, senyawa bioaktif seperti
fucoidan
dan karotenoid dalam rumput laut, berperan dalam mengurangi risiko aterosklerosis dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.
Selain itu, kandungan omega-3 alami dalam beberapa jenis rumput laut turut berkontribusi dalam menjaga kesehatan jantung.
3. Menunjang kesehatan sistem pencernaan
Kandungan serat yang tinggi dalam rumput laut, terutama jenis serat larut seperti alginat, dapat membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus.
Studi yang dipublikasikan di
Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology
(2020) menyebutkan konsumsi serat dari rumput laut membantu meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, sehingga menunjang sistem pencernaan yang sehat.
4. Menjaga fungsi tiroid
Rumput laut, terutama jenis seperti nori, wakame, dan kombu, merupakan sumber yodium alami yang penting untuk mendukung kesehatan kelenjar tiroid.
Yodium dibutuhkan tubuh untuk produksi hormon tiroid yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan energi.
Menurut
Thyroid Research Journal
(2017), kekurangan yodium dapat menyebabkan gangguan tiroid seperti hipotiroidisme. Konsumsi rumput laut secara seimbang membantu menjaga fungsi tiroid tetap optimal.
5. Membantu menurunkan berat badan
Serat alami dan senyawa seperti
fucoxanthin
dalam rumput laut dapat membantu menekan nafsu makan. Bahkan, senyawa ini juga dapat meningkatkan metabolisme dan mempercepat pembakaran lemak.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Obesity Research & Clinical Practice
(2019) menunjukkan konsumsi
fucoxanthin
dari rumput laut berpotensi menurunkan berat badan.
Senyawa dalam rumput laut ini dapat meningkatkan oksidasi lemak dan mengurangi akumulasi jaringan adiposa.
6. Mempercepat penyembuhan luka
Rumput laut mengandung senyawa antiinflamasi dan antioksidan yang dapat mempercepat proses regenerasi jaringan dan penyembuhan luka.
Beberapa produk medis modern bahkan memanfaatkan ekstrak rumput laut sebagai bahan pembalut luka.
Studi dalam
International Journal of Biological Macromolecules
(2018) menemukan polisakarida dari rumput laut dapat merangsang pertumbuhan sel kulit dan jaringan, sehingga mendukung penyembuhan luka lebih cepat.
7. Mengurangi risiko diabetes
Konsumsi rumput laut dikaitkan dengan penurunan kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin.
Kandungan serat dan senyawa bioaktif seperti
fucoidan
dan alginat, membantu memperlambat penyerapan glukosa di usus.
Meta-analisis yang dipublikasikan dalam
Diabetes & Metabolism Journal
(2020) menunjukkan ekstrak rumput laut memiliki potensi sebagai terapi tambahan dalam mengontrol kadar gula darah, sehingga membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.