news  

7 Ciri Kepribadian Unik Orang yang Mondar-Mandir Saat Menelepon

7 Ciri Kepribadian Unik Orang yang Mondar-Mandir Saat Menelepon

Kebiasaan Berjalan Saat Menelepon Bisa Jadi Cerminan Kepribadian

Ada orang yang bisa duduk tenang selama menelepon. Tapi ada juga yang berubah menjadi seperti metronom manusia—berjalan di dapur, berputar-putar di ruang tamu, bahkan keliling blok sambil tetap menjawab panggilan. Jika kamu termasuk tipe kedua, itu bukan sekadar kebiasaan sembarangan. Bisa jadi ini mencerminkan beberapa ciri kepribadian unik yang dimiliki.

1. Kamu Seorang Komunikator Berenergi Tinggi

Jika kaki mulai bergerak saat mulut mulai berbicara, kemungkinan besar kamu memiliki gaya komunikasi yang penuh energi. Bagimu, berbicara bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tapi juga mengolah ide secara aktif melalui suara dan gerakan.

Bagi sebagian orang, berjalan saat menelepon bukanlah kebiasaan biasa, tapi justru menjadi cara untuk meningkatkan kreativitas. Ketika diam, pikiran terasa lambat. Namun, ketika bergerak, pikiran justru terbuka lebih lebar. Kamu bukan orang yang hiperaktif, tapi sistemmu bekerja secara verbal, fisik, dan kognitif sekaligus. Bagimu, diam justru bisa menjadi penghambat.

2. Kamu Berpikir Terbaik Saat Bergerak

Beberapa orang butuh diam untuk fokus, sementara yang lain justru membutuhkan gerakan. Jika kamu termasuk yang kedua, ini menunjukkan bahwa otakmu menyambungkan fokus dengan gerakan fisik.

Pernah merasa lebih nyambung dalam rapat sambil jalan kaki? Bukan kebetulan. Gerakan membantu pikiranmu memilah informasi lebih efektif, terutama saat tidak ada sinyal visual seperti dalam panggilan telepon. Gerakan bukanlah gangguan, tapi alat bantu untuk menyelaraskan pikiran dengan tubuh. Bahkan, langkah kakimu bisa meniru irama bicara secara alami—ada jeda, perubahan nada, dan ritme.

3. Kamu Menyimpan Emosi di Tubuhmu

Kadang, mondar-mandir bukan tentang energi, tapi tentang emosi. Saat gugup, senang, khawatir, atau sedang menjelaskan sesuatu yang emosional, tubuhmu ikut “berbicara.” Alih-alih diam dan menyimpannya dalam hati, kamu memprosesnya lewat gerakan. Seperti orang yang mengetuk meja saat tegang, atau perlu keluar ruangan saat sedang kesal—kamu butuh bergerak agar tetap terkoneksi dengan momen, bukan untuk kabur darinya.

4. Kamu Bertipe Kinestetik

Setiap orang memiliki gaya belajar dominan: visual, auditori, membaca/menulis, atau kinestetik. Jika kamu lebih paham saat langsung mencoba, besar kemungkinan kamu termasuk tipe kinestetik.

Duduk diam bisa memperlambat proses berpikirmu. Gerakan justru membuat informasi lebih mudah dicerna dan diungkapkan. Bahkan saat menelepon pun kamu mungkin tetap menggerakkan tangan, meskipun lawan bicara tidak bisa melihatnya. Itu karena gerakanmu bukan untuk mereka, tapi untuk dirimu sendiri. Itulah cara tubuhmu “menyalurkan” ide-ide.

5. Kamu Sulit Menoleransi Waktu “Kosong”

Mari jujur, panggilan telepon sering kali penuh jeda. Ada waktu menunggu, diam, atau hening antarkalimat. Bagi sebagian orang, momen seperti ini terasa seperti waktu terbuang. Jadi, tubuh otomatis mencari aktivitas, dan itulah alasan kamu berjalan.

Jika kamu tipe multitasker sejati—seperti membales chat sambil masak, atau menata ulang kulkas sambil menunggu balasan—maka mondar-mandir saat menelepon adalah bentuk kecil dari kebutuhan untuk selalu melakukan sesuatu. Tapi hati-hati: jika dibiarkan tanpa jeda, kamu bisa kelelahan. Sesekali, coba istirahat sambil benar-benar istirahat. Berjalan hanya untuk berjalan. Menelepon hanya untuk menelepon.

6. Kamu Mengatasi Kecemasan Lewat Gerakan

Banyak orang menggunakan gerakan sebagai cara untuk melepaskan kecemasan, bahkan yang tidak terlalu terasa. Panggilan telepon bisa memicu rasa cemas ringan: Apakah aku menjelaskan dengan jelas? Apakah akan ada konflik? Apa aku lupa sesuatu?

Alih-alih diam dan menahan semua, kamu bergerak. Gerakan ini membantu sistem saraf melepaskan ketegangan. Itulah sebabnya kamu mungkin melangkah tanpa sadar saat panggilan penting, penuh tekanan, atau menyangkut keputusan besar. Kecepatannya sering kali mencerminkan intensitas emosionalnya. Semakin cepat kaki bergerak, mungkin semakin tinggi tingkat emosionalnya.

7. Kamu Ekspresif Secara Alami Meski Tak Ada yang Melihat

Ini salah satu sifat paling menawan: kamu tetap ekspresif bahkan saat tidak ada penonton. Menelepon bagi kamu bukan sekadar berbicara, tapi performa penuh. Kamu berjalan, mengangkat tangan, tertawa, berubah postur sesuai nada suara, seolah ada panggung di depanmu.

Itu tandanya kamu hadir sepenuhnya dalam percakapan. Kamu memberi energi, menciptakan warna, dan menyampaikan cerita dengan tubuhmu, bukan hanya suara. Dan percaya atau tidak, energi itu sampai ke lawan bicara, meskipun mereka tidak bisa melihatnya.

Akhir Kata

Berjalan saat menelepon bukan sekadar kebiasaan random. Itu adalah cerminan kepribadian. Dari cara kamu menyerap informasi, mengekspresikan emosi, hingga memproses pikiran—semuanya muncul dalam langkah-langkah kecil yang terus berulang. Jadi, lain kali kamu sadar sedang mondar-mandir di telepon, jangan langsung berpikir kamu sedang gelisah. Mungkin, itu hanya otak dan tubuhmu yang sedang bekerja sama: menyatukan kata dan langkah jadi satu kesatuan.