news  

5 Tentara Israel Tewas dalam Serangan Gaza

5 Tentara Israel Tewas dalam Serangan Gaza

Serangan di Jalur Gaza Menewaskan Lima Tentara Israel

Pada Senin malam, 7 Juli 2025, lima tentara Israel tewas dan 14 lainnya mengalami cedera dalam serangan yang terjadi di wilayah utara Jalur Gaza. Insiden ini terjadi saat pasukan Israel sedang melakukan operasi darat di kota Beit Hanoun. Militer Israel menyampaikan informasi ini melalui pernyataan resmi.

Menurut laporan militer, lima anggota Batalyon Netzah Yehuda dari Brigade Kfir gugur dalam pertempuran. Mereka adalah Sersan Satu Benyamin Asulin (28 tahun), Sersan Staf Noam Aharon Musgadian (20 tahun), Sersan Staf Meir Shimon Amar (20 tahun), Sersan Staf Moshe Shmuel Noll (21 tahun), dan Sersan Moshe Nissim Frech (20 tahun). Dua di antara mereka mengalami luka parah, sementara 12 lainnya mengalami cedera ringan hingga sedang.

Serangan tersebut terjadi ketika pasukan infanteri sedang berjalan kaki di sekitar kota Beit Hanoun. Mereka menemui bom yang ditanam di pinggir jalan sekitar pukul 10 malam. Saat itu, pasukan sedang menjalani operasi darat dan tidak menggunakan kendaraan. Ledakan tersebut langsung menewaskan lima tentara dan melukai belasan lainnya.

Setelah ledakan, para pejuang Palestina juga melepaskan tembakan dari pos-pos rahasia ke arah pasukan penyelamat. Hal ini memperparah situasi dan membuat evakuasi menjadi lebih rumit. Pasukan tambahan pun dikerahkan untuk membantu proses evakuasi yang berlangsung cukup lama.

Insiden ini menjadi salah satu peristiwa paling mematikan bagi pasukan Israel di Jalur Gaza sejak Juni 2025, ketika delapan tentara tewas akibat rudal anti-tank di kota Rafah. Sebelumnya, pada dua minggu sebelumnya, tujuh tentara Israel tewas akibat bom pinggir jalan di Khan Younis.

Sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada akhir 2023, jumlah korban jiwa di pihak Israel meningkat secara signifikan. Menurut data militer, sedikitnya 446 tentara Israel telah gugur. Jumlah total korban jiwa mencapai 888 tentara sejak dimulainya operasi yang disebut sebagai genosida oleh beberapa organisasi internasional. Dari jumlah tersebut, 39 korban terjadi sejak kesepakatan pembebasan sandra terakhir.

Di sisi lain, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 57.500 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Situasi ini semakin memperkuat kekhawatiran internasional terhadap dampak konflik terhadap penduduk sipil di wilayah tersebut.

Peristiwa ini menunjukkan tingkat kekerasan yang tinggi dalam konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina. Dengan setiap insiden yang terjadi, jumlah korban terus meningkat, baik dari pihak militer maupun sipil. Hal ini menunjukkan bahwa situasi di Jalur Gaza masih sangat rentan dan membutuhkan upaya diplomasi serta penyelesaian damai yang lebih efektif.