Mungkin kamu pernah kenal seseorang yang selalu ingin jadi pusat perhatian. Mereka tampak percaya diri, tapi ada sesuatu yang bikin capek kalau terlalu sering berinteraksi. Bisa jadi, mereka termasuk tipe orang dengan kepribadian narsistik.
Narsistik bukan cuma soal suka
selfie
atau bangga pada diri sendiri. Ini adalah pola kepribadian yang bisa bikin hubungan sosial jadi gak sehat. Kamu perlu waspada agar gak terjebak dalam hubungan yang melelahkan secara emosional.
Berikut lima ciri khas orang narsistik yang terlihat biasa, tapi sebenarnya bisa beracun kalau dibiarkan.
1. Selalu merasa dirinya paling benar
Orang narsistik biasanya gak suka dikritik. Bahkan ketika mereka salah, mereka akan memutar balik fakta untuk tetap terlihat benar. Bagi mereka, mengakui kesalahan adalah tanda kelemahan yang harus dihindari.
Mereka bisa debat panjang lebar hanya untuk mempertahankan pendapat, meski jelas-jelas keliru. Ketika kamu mencoba memberi masukan, responsnya bisa jadi marah atau malah memojokkan kamu balik.
Berada di sekitar orang seperti ini bisa bikin kamu ragu terhadap pikiran sendiri. Kamu jadi merasa salah terus, padahal cuma berusaha bersikap jujur.
2. Sering meremehkan orang lain
Ciri lainnya adalah kebiasaan merendahkan orang lain. Komentar-komentar mereka sering terdengar sinis atau menyakitkan, walaupun disampaikan dengan nada bercanda.
Bagi orang narsistik, menjatuhkan orang lain adalah cara mereka untuk merasa lebih unggul. Mereka gak nyaman kalau melihat orang lain bersinar lebih dari dirinya.
Kalau kamu terus berada di sekitar mereka, kamu bisa kehilangan rasa percaya diri. Padahal, setiap orang punya potensi yang layak dihargai.
3. Gak mampu berempati
Empati bukan sekadar bisa menangis saat nonton film sedih. Ini soal bisa memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sayangnya, orang narsistik seringkali gagal dalam hal ini.
Mereka gak peduli perasaan orang lain, selama tujuan pribadinya tercapai. Saat kamu cerita tentang masalah, mereka malah balik bercerita tentang dirinya sendiri.
Berinteraksi dengan orang yang minim empati bikin hubungan terasa satu arah. Kamu memberi perhatian, tapi gak pernah benar-benar didengarkan.
4. Suka memanipulasi demi keuntungan pribadi
Orang narsistik punya kemampuan manipulasi yang halus tapi berbahaya. Mereka tahu harus bersikap manis di awal untuk membuatmu percaya, lalu perlahan mengendalikanmu.
Manipulasi ini bisa muncul dalam bentuk pujian, ancaman halus, atau membuatmu merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan salahmu.
Kalau kamu mulai merasa bingung, gak bebas, atau kehilangan kendali dalam hubungan, bisa jadi kamu sedang dimanipulasi.
5. Merasa dirinya lebih spesial dari siapa pun
Ini ciri yang paling sering ditemui. Mereka percaya bahwa hanya orang-orang “selevel” yang pantas berada di sekitarnya. Kalau kamu dianggap gak cukup spesial, kamu bisa langsung dicuekin atau direndahkan.
Mereka juga merasa berhak atas perlakuan khusus, walaupun gak ada alasan yang jelas. Misalnya, pengin didahulukan, gak mau antre, atau selalu ingin dikagumi.
Orang seperti ini bikin lingkungan jadi gak nyaman. Hubungan yang seharusnya setara berubah jadi kompetisi tak sehat.
6. Hindari, tapi jangan langsung menghakimi
Kalau kamu menemukan ciri-ciri ini pada seseorang di sekitarmu, penting untuk menjaga jarak. Tapi ingat, bukan berarti kamu harus langsung menghakimi mereka. Bisa jadi mereka belum sadar dengan pola perilakunya.
Dan yang gak kalah penting, cek juga ke dalam diri. Kadang, kita tanpa sadar menunjukkan sikap serupa dalam situasi tertentu. Yang paling penting adalah kesadaran dan niat untuk berubah ke arah yang lebih sehat.
Hindari hubungan yang bikin mentalmu terkuras. Kamu layak dikelilingi orang-orang yang bisa saling menghargai, bukan saling menjatuhkan.