Reptil sering kali diasosiasikan dengan hewan buas dan berbahaya. Namun, tidak semua reptil adalah predator pemakan daging. Ada juga spesies yang sepenuhnya herbivora alias pemakan tumbuhan. Mereka mengandalkan dedaunan, bunga, dan buah-buahan sebagai sumber utama nutrisi. Menariknya, beberapa dari mereka justru punya sisi agresif.
Pada ulasan ini, terdapat lima jenis reptil herbivora yang dikenal bisa berubah menjadi agresif dalam kondisi tertentu. Meskipun bukan pemangsa, mereka punya berbagai cara untuk mempertahankan diri, mulai dari mendesis, menggigit, hingga menyerang menggunakan ekor atau tempurung mereka.
1. Iguana hijau
Iguana hijau adalah salah satu reptil herbivora yang bisa menjadi agresif ketika merasa terancam. Hewan ini dikenal memiliki tubuh besar dengan ekor panjang yang kuat, dan biasanya bersikap tenang jika berada di lingkungan yang aman. Namun, saat menghadapi ancaman atau merasa wilayahnya diganggu, iguana hijau akan menunjukkan perilaku defensif.
Melansir laman
animalmatchup,
iguana hijau dapat menunjukkan perilaku agresif, terutama selama musim kawin atau saat terancam. Mereka bisa menggoyangkan kepala, menggembungkan tenggorokan, bahkan menyerang dengan ekornya. Oleh karena itu, penting untuk mendekati iguana hijau dengan perlahan agar mereka tidak merasa terancam.
2. Kura-kura Galapagos
Meskipun kura-kura Galápagos terlihat tenang dan lamban, mereka memiliki sisi agresif yang muncul dalam situasi tertentu. Spesies ini adalah herbivora yang cenderung menghindari konfrontasi. Namun, saat musim kawin tiba, para pejantan sering kali saling bersaing dalam pertarungan yang melibatkan dorongan tubuh hingga saling menanduk.
Perilaku agresif ini lebih sering ditujukan kepada kura-kura lain, bukan kepada manusia atau predator. Akan tetapi, dalam kondisi seperti gangguan wilayah atau perebutan makanan, kura-kura ini bisa menunjukkan agresivitasnya. Biasanya, ketika merasa terancam dari luar, kura-kura Galápagos lebih memilih untuk menarik diri ke dalam tempurungnya sebagai respons utama.
3. Kura-kura raksasa Aldabra
Kura-kura raksasa Aldabra adalah salah satu spesies reptil herbivora terbesar. Meski terkenal tenang, mereka juga punya sisi defensif. Dalam keadaan normal, kura-kura ini tidak terlalu agresif. Melansir
pbs,
kura-kura jantan sering berkelahi satu sama lain untuk mendapatkan hak berkembang biak dan wilayah.
Meski perilaku agresifnya tak seintens spesies kura-kura lain, seperti Galápagos, Aldabra tetap bisa menunjukkan sikap teritorial. Menariknya, dalam beberapa observasi, kura-kura ini bahkan menunjukkan perilaku mengejutkan seperti menyerang hewan kecil, yang menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya pasif.
4. Kadal uromastyx
Kadal Uromastyx merupakan salah satu reptil herbivora yang terkenal dengan ekornya yang kuat dan berduri. Melansir laman
lafeber,
spesies ini biasanya memiliki sifat yang ramah, tetapi kalau merasa terancam, kadal ini mampu mengigit dan ekornya dapat digunakan sebagai senjata pertahanan.
Gigitan mereka juga cukup menyakitkan dan akan digunakan sebagai upaya terakhir jika gangguan terus berlanjut. Dalam kondisi tertentu, baik jantan maupun betina dapat menunjukkan sikap agresif terhadap sesamanya. Saat terdesak, Uromastyx akan mundur ke liang tempat tinggalnya dan memposisikan tubuh serta ekor untuk menutup akses masuk.
5. Kura-kura gurun
Kura-kura gurun adalah
reptil
herbivora yang hidup di lingkungan ekstrem dan mengandalkan strategi bertahan hidup yang unik. Umumnya, mereka lebih memilih untuk menghindari konflik dengan cara menarik diri ke dalam cangkang atau menggali liang sebagai perlindungan dari predator. Meski begitu, kura-kura ini tidak sepenuhnya pasif.
Dalam interaksi sesama kura-kura, terutama selama musim kawin atau perebutan wilayah, mereka bisa menunjukkan perilaku agresif. Bahkan betina bisa menjadi agresif saat mempertahankan sarang atau liangnya dari betina lain. Namun saat menghadapi ancaman dari luar spesiesnya, kura-kura gurun lebih memilih bertahan dengan perlindungan fisiknya.
Meskipun kelima reptil ini adalah herbivora yang tidak berburu atau memangsa hewan lain, bukan berarti mereka selalu bersikap tenang dan jinak. Dalam situasi tertentu—seperti merasa terpojok, terganggu, atau saat musim kawin—mereka dapat menunjukkan perilaku agresif sebagai bentuk pertahanan diri.