Mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang program investasi yang mengklaim dapat membuat Anda menjadi kaya hanya dalam sekejap. Namun, jangan terburu-buru untuk mempercayainya, karena ada kemungkinan besar bahwa ini adalah bagian dari tipuan keuangan seperti Skema Ponzi atau sistem piramida. Meskipun kedua metode tersebut selalu disertai dengan janji-janji manis, pada akhirnya hal itu berpotensi merugikan banyak pihak dan bahkan diri Anda sendiri jika tidak berhati-hati.
Skema Ponzi dan jaringan piramida kelihatan serupa karena keduanya memerlukan arus uang dari peserta baru untuk membayar orang-orang sebelumnya. Namun, terdapat perbedaan signifikan dalam mekanismenya. Mengerti perbedaan tersebut sangatlah vital agar Anda tidak mudah tertipu dan dapat lebih berwaspada terhadap penawaran investasi yang meragukan.
Berikut ini adalah lima perbedaan penting antara sistem Ponzi dan skema piramida agar Anda tidak keliru dalam memahami keduanya.
1. Cara mendapatkan uang
Pada sistem Ponzi, Anda akan diajak menyimpan uang kepada seseorang yang mengaku sebagai manajer investasi dan berjanji memberikan laba besar. Namun, uang tersebut tidak pernah sungguh-sungguh dipergunakan dalam bentuk investasi apa pun. Manajernya hanya menggunakan modal dari investor terbaru untuk membayar imbalan pada investor sebelumnya. Akibatnya, tak ada barang atau bisnis konkret yang menciptakan pendapatan.
Berbeda dengan model bisnis piramida, di mana Anda perlu membayar sejumlah biaya untuk bergabung dan mendapatkan “peluang” menjual barang atau layanan. Namun demikian, konsepnya tetap tak berubah: sumber penghasilan utama adalah ketika Anda sukses merekrut anggota baru. Akibatnya, pendapatan akan terus mengalir dari bagian paling bawah menuju posisi tertinggi dalam struktur tersebut tanpa adanya transaksi penjualan produk secara nyata dan berkelanjutan.
2. Fokus utama aktivitasnya
Sistem Ponzi mengkhususkan dirinya dalam penawaran investasi yang tidak valid. Anda diajak merasakan sensasi uang Anda digunakan “untuk perdagangan” melalui surat-surat berharga, real estat, atau alat finansial lainnya. Namun kenyataannya, modal tersebut hanya dikendalikan di antara para peserta saja.
Skema piramida ini lebih mengacu pada proses perekrutan. Semakin banyak individu yang sukses Anda undang bergabung, semakin tinggi potensi penghasilan Anda. Biasanya produk atau layanan yang ditawarkan hanya sebatas kedok agar tampak sah dan resmi, namun sesungguhnya tidak ada transaksi riil yang mendukung struktur tersebut.
3. Struktur pengelolaannya
Pengendali skema Ponzi umumnya adalah individu tunggal atau kelompok kecil yang bertindak sebagai pengontrol seluruh dana. Mereka memiliki kendali total terhadap arus uang tersebut, sementara para peserta lain berperan pasif dengan menantikan imbalannya.
Namun, dalam struktur piramida ini, semua peserta memiliki tugas aktif untuk menambah jumlah anggota. Seperti sebuah anak tangga: mereka yang berada di posisi tertinggi menerima manfaat sebanyak-banyaknya, sementara individu di bagian bawah dituntut untuk secara kontinu mencari dan memasukkan anggota baru agar tidak mengalami kerugian.
4. Bentuk janji keuntungan
Jika Anda dihadapkan dengan “tingkat keuntungan besar tanpa adanya resiko”, ini adalah indikasi jelas dari sebuah skema Ponzi. Biasanya mereka memberikan janji seperti itu.
return
misalnya sebesar 10% setiap bulannya, tetapi tidak pernah memberikan penjelasan yang masuk akal tentang asal-usul laba tersebut.
Pada struktur piramidal tersebut, tujuannya adalah mencapai “pendapatan pasif” atau “kemerdekaan finansial”, hal ini dapat dicapai dengan mengajak sebanyak mungkin orang bergabung. Makin banyak individu yang direkrutm semakin besar pula komisinya. Namun demikian, sistem ini akan hancur ketika laju peningkatan jumlah anggota mulai mengecil.
5. Legalitas dan transparansi
Skema Ponzi biasanya berjalan tanpa adanya persetujuan sah, tidak didaftarkan pada lembaga keuangan, serta kurangnya laporan keuangan yang transparan. Tak jarang pula mereka menggunakan terminologi finansial kompleks agar Anda bingung dan enggan bertanya lebih lanjut.
Meskipun terkadang perusahaan menyembunyikan struktur piramidanya, skemanya tetap ada.
multilevel marketing
(MLM) agar terlihat sah. Namun, versi banyak pakar, jika fokusnya lebih pada perekrutan daripada menjual produk, bisa jadi ini adalah bentuk skema piramida yang disamar.
Kini Anda telah mengetahui bahwa skema Ponzi dan sistem piramida memiliki tingkat bahayanya masing-masing serta dapat menyebabkan kerugian signifikan. Kedua metode ini tampak sangat menggoda pada awalnya, namun sebenarnya semuanya adalah halusinasi yang runtuh saat tidak ada lagi anggota baru. Ironisnya, mayoritas korban umumnya berada di bagian dasar struktur tersebut dan jarang mendapatkan manfaat apapun dari praktik ini.
Oleh karena itu, jika ada penawaran investasi yang tampak begitu menjanjikan sampai terasa tidak mungkin menjadi realita, lebih baik Anda berhati-hati. Jangan hanya dipengaruhi oleh iming-iming untung cepat. Periksa kelengkapannya secara hukum, pelajari struktur usahanya, serta jangan sungkan berkonsultasi dengan pakar finansial sebelum membuat keputusan tersebut.
Lebih baik memeriksa dari awal daripada menyesali keputusan diakhir, bukan begitu?