Salah satu pesona drakor
Head Over Heels
bukan cuma ceritanya yang romantis, tapi juga momen-momen sederhana yang terasa begitu dekat dengan masa SMA kita dulu. Adegan yang seolah membawa kita kembali ke masa putih abu-abu. Kisah yang canggung, tawa bareng sahabat, sampai kegugupan saat ketemu cogan.
Lima adegan dalam
Head Over Heels
ini membuat kita bernostalgia. Lengkap dengan sentuhan manis dan rasa hangat yang tak pernah pudar meski waktu terus berjalan. Berikut lima momen yang bikin kamu
flashback
ke masa lalu, masa SMA yang penuh cerita dan drama anak muda.
1. Tatap-tatapan dengan crush di lorong sekolah
Ada satu adegan ikonik saat karakter utama menatap diam-diam orang yang ia sukai di lorong sekolah. Wajah Park Seong A (Cho Yi Hyun) memerah, dan ia buru-buru menunduk ketika pandangannya bertemu dengan Bae Gyeon U (Choo Young Woo) seolah takut bila nantinya ketahuan suka.
Penonton ikut deg-degan karena kita pun pernah merasakan jantung berdegup kencang hanya karena kontak mata singkat. Tatapan memang sederhana, tapi penuh makna. Ada rasa kagum, penasaran, dan takut ditolak. Adegan ini membuat kita teringat masa saat keberanian untuk sekadar menyapa saja sudah terasa seperti pencapaian besar.
Rasanya lucu dan manis, tapi juga getir karena kita tahu betapa gugupnya hati kita saat itu. Inilah momen kecil yang membuat cinta pertama selalu berkesan. Menariknya,
Head Over Heels
berhasil menangkap rasa itu dengan begitu tulus, seolah dengan tiba-tiba, kita seperti kembali jadi anak SMA lagi.
2. Menciptakan kebetulan agar bisa selalu bareng orang tersayang
Di satu episode lainnya, kita bisa melihat
effort
Park Seong A untuk bisa dekat dengan Gyeon U. Bahkan, ini gak cuma terjadi di sekolah, tapi dia menciptakan banyak kebetulan hingga ke ranah lainnya. Seperti ketika Seong A menghubungi nenek Gyeon U untuk memberi kabar baik tentang pesanan jimat.
Degan berbagai kebetulan yang diciptakan olehnya sendiri, Seong A bisa semakin mengenal Gyeon U. Ini mungkin akan membuat memori kita kembali ke masa lalu, di mana kita masih jadi remaja yang polos dan menggebu-gebu untuk cari tahu semua hal tentang
crush.
Meski demikian, ini gak selalu berarti untuk
crush
saja
.
Namun juga sahabat yang sudah klop banget dengan kita. Sampai rasanya apa pun yang terjadi akan menyenangkan bila bersama mereka. Sehingga kita kerap memberi usulan untuk satu kelompok atau
have fun
di luar sekolah.
3. Desas-desus cerita horor di sekolah
Meskipun drama Korea
Head Over Heels
bukanlah drama genre horor secara keseluruhan, tapi drama ini juga menyelipkan nuansa horor di sekolah. Ini mungkin spontan akan mengingatkan penonton tentang desas-desus cerita seram di sekolah dulu, yang tentunya sulit untuk dilupakan.
Semua cerita horor semasa sekolah tampaknya jadi kisah yang tak lekang oleh waktu. Cerita horor semacam hantu air yang mengganggu salah seorang siswa di toilet pria cukup sulit untuk dipercaya, tapi kita sebagai penonton tampaknya bisa memahami momen ini dari banyak sisi.
Sesuatu yang tak kasat mata bisa jadi bukan cuma cerita atau mitos semata. Ada yang muncul hanya untuk menakut-nakuti saja, ada pula yang benar-benar nyata, dan bahkan beberapa di antaranya punya tujuan baik dan mengajarkan kita untuk berhati-hati dan senantiasa hidup dengan benar.
4. Datang terlambat dan diam-diam menyelinap ke kelas
Sekalipun kamu bukan pelakunya, tapi kamu pasti pernah menyaksikan salah satu temanmu yang datang terlambat lalu diam-diam menyelinap ke dalam kelas. Dalam drama ini, Park Seong A sering telat karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya menjadi shaman di rumah ibunya.
Gak jarang dia juga harus memanjat tembok belakang sekolah supaya bisa lolos dari satpam. Kejadian ini membuat kita lebih dekat ke masa lalu, masa putih abu-abu yang penuh dengan cerita sederhana yang tak terlupakan. Ditambah bila di tengah aksi itu, Seong A kepergok oleh
crush-
nya, Gyeon U.
Beberapa adegan juga menampilkan kesetiaan Pyo Ji Ho (Cha Kang Yoon), sahabat Seong A. Ia sudah sangat hapal dengan kelakuan Seong A dan alasan keterlambatannya setiap hari. Ini mengingatkan kita pada teman-teman masa SMA yang penuh tawa dan berani ambil risiko untuk melindungi teman.
5. Mengulur waktu demi melihat crush lewat
Karakter utama pernah sengaja menunggu lebih lama di gerbang sekolah. Ia tak punya alasan penting, selain ingin melihat orang yang disukainya berjalan pulang. Deg-degan, penuh rasa takut ketahuan, tapi juga dipenuhi harap meski hanya untuk sapaan singkat.
Penonton ikut merasakan harap-harap cemas itu. Kita teringat masa saat hanya melihat punggung seseorang yang kita suka pun sudah cukup untuk membuat hari jadi lebih indah. Tidak ada hadiah atau kata cinta yang dalam, hanya diam dan senyum kecil yang disembunyikan.
Namun justru kesederhanaan itulah yang membuatnya berharga. Sekali lagi,
Head Over Heels
berhasil mengingatkan kita bahwa cinta pertama sering kali dimulai dari keberanian kecil ini. Dan meski sekarang semua hanya tinggal kenangan, rasanya tetap manis untuk diingat, bukan?
Head Over Heels
bukanlah soal cinta dewasa yang penuh konflik, tetapi juga menyelipkan
reminder
perkara masa putih abu-abu yang polos dan tulus. Adegan-adegan sederhana itu membuat kita kembali merasakan debaran pertama, canggungnya mengakui rasa suka, dan hangatnya mimpi remaja. Dan mungkin, itulah alasan kita tak pernah bosan menontonnya.
6 Daya Tarik Drakor Head Over Heels, Okultisme Dibalut Romcom!
7 Hal Kecil yang Bikin Karakter Utama Head Over Heels Jadi Lovable