Berita  

5 Hewan Laut Beracun yang Menyimpan Rahasia Obat Masa Depan

5 Hewan Laut Beracun yang Menyimpan Rahasia Obat Masa Depan

Laut selalu menjadi misteri, karena ia menyimpan kehidupan sekaligus kematian. Banyak makhluk laut yang diketahui beracun—seperti ubur-ubur, siput laut, dan kerang—selama ratusan tahun hanya dianggap sebagai ancaman. Namun, penelitian ilmiah terbaru justru menemukan paradoks yang mengejutkan, yaitu racun yang ditakuti ternyata menyimpan kunci pengobatan masa depan.

Fakta ini mengingatkan kita bahwa alam beroperasi dengan cara yang sangat rumit. Sesuatu yang mampu menyebabkan kematian, jika diteliti secara tepat, juga bisa menyelamatkan jutaan nyawa. Mari kita lihat 5 hewan laut yang dahulu dianggap sebagai musuh manusia, tetapi kini mulai dihargai sebagai calon pengobatan untuk berbagai penyakit.

1. Bekicot Laut atau siput kerucut

Cone snailsering disebut sebagai “pembunuh dalam cangkang indah” karena racunnya mampu membuat manusia tak berdaya dalam hitungan menit. JurnalSciencetelah mengeluarkan informasi sejak tiga puluh tahun yang lalu, bahwa racun siput laut mengandung lebih dari 200 jenis peptida beracun yang dikenal sebagaiconotoxins. Tidak heran para penyelam dahulu sangat waspada terhadap hewan kecil ini.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Namun, ilmu pengetahuan berhasil mengubah citra negatifnya. Penelitian terbaru dariJournal of Proteomics berhasil menemukan bahwa conotoxintentu dapat berfungsi sebagai penghilang rasa sakit 1.000 kali lebih efektif dibandingkan morfin, namun tanpa menyebabkan ketergantungan. Obat ini memiliki namaziconotide, turunan racun cone snail, kini bahkan telah mendapatkan persetujuan FDA untuk mengatasi nyeri kronis.

Kisah cone snailmerupakan bukti bahwa kecantikan lautan yang mematikan dapat berubah menjadi penyelamat medis jika dipegang dengan penelitian ilmiah.

2. Medusa laut atau jellyfish

Ubur-ubur terkenal dengan gigitannya yang menyebabkan rasa sakit, bahkan dapat memicu reaksi alergi berat pada manusia. Banyak pantai di Australia dan Filipina menempatkan tanda peringatan tentang ubur-ubur karena bisa menyebabkan kematian—informasi ini disampaikan melalui situs resmi.Queensland Government.

Namun, racun ubur-ubur justru mengandung molekul yang penting dalam pengobatan. Penelitian dariMarine Drugs Journalternyata, racun dari ubur-ubur laut mengandung protein bioaktif yang berpotensi digunakan sebagai antibiotik dan penghambat kanker.

Bahkan, laman resmi The Nobel Prizedari Swedia juga melaporkan penelitian mengenai ubur-ubur bersinar (Aequorea victoria) yang memberi dunia Green Fluorescent Protein(GFP) – teknologi penting dalam penelitian genetika dan pengobatan kanker. Dari makhluk transparan yang sering menakuti para wisatawan, ubur-ubur kini menjadi bintang di laboratorium yang membantu manusia memahami penyakit.

3. Terumbu karang lunak atau koral lembut

Terumbu karang umumnya dikaitkan dengan keindahan bawah laut, namun beberapa jenis karang lunak menghasilkan racun kimia sebagai bentuk perlindungan diri terhadap pemangsa. Zat tersebut dikenal sebagaiditerpenoiddan dapat membahayakan organisme lain—dikutip dari publikasi ilmiahPenelitian Porifera: Keanekaragaman Hayati, Inovasi, dan Keberlanjutan.

Namun, penelitian terbaru justru menganggap zat ini sebagai sumber pengobatan kanker. Berdasarkan rilis dariJournal of Dental Sciences, senyawa yang terdapat dalam karang lunak telah terbukti mampu menghambat perkembangan sel skuamosa dan kanker. Industri farmasi mulai mempelajari karang sebagai sumber kimia alami yang bernilai tinggi.

Ironisnya, keindahan laut yang dulu hanya dinikmati sebagai objek wisata kini mungkin menyimpan rahasia untuk mengobati kanker.

4. Kerang darah atau blood clam

Kerang darah (Tegillarca granosa) sering dianggap berisiko karena mampu menyimpan virus hepatitis dan bakteri jika dimakan mentah. Nama baiknya cukup menakutkan dalam dunia kuliner Asia—hal ini diungkapkan dariPharmacognosy Journal.

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan adanya peptida antimikroba dalam kerang darah yang berpotensi menjadi antibiotik alami. Penelitian dariMicrobial Pathogenesismenunjukkan senyawa yang terdapat dalam hemolimfa kerang darah mampu menyerang bakteri air yang berbahaya sepertiVibrio parahaemolyticus.

Tiram yang dahulu dianggap sebagai sumber penyakit kini justru memiliki kemampuan menjadi senjata biologis untuk melawan infeksi mematikan.

5. Bintang laut atau bintang laut

Bintang laut umumnya tidak beracun bagi manusia, namun beberapa jenisnya menghasilkan saponin yang berbahaya sebagai perlindungan diri terhadap predator laut. Zat ini dapat menyebabkan iritasi jika dikonsumsi atau tersentuh dalam jumlah tertentu—dilaporkan dari JurnalToxicon sejak 1988.

Namun, justru dari bahan tersebut muncul harapan. Penelitian berikutnya dariMarine Drugsmenemukan saponin dari bintang laut memiliki potensi antitumor dan antiinflamasi. Senyawa ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan terapi kanker payudara serta peradangan kronis.

Bintang laut, simbol dari lautan yang menawan, ternyata memiliki kandungan kimia yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh.

Laut bukan hanya sebuah dunia yang asing dan penuh risiko, tetapi juga laboratorium terbesar yang pernah ada. Hewan-hewan yang dulu dianggap menakutkan karena racunnya kini menjadi harapan baru dalam dunia kedokteran.

Paradoks ini mengingatkan kita: di balik racun, selalu terdapat peluang munculnya pengobatan. Laut mengajarkan manusia untuk tidak hanya melihat ancaman, tetapi juga potensi keselamatan yang tersembunyi di dalamnya.

5 Informasi Menarik tentang Rosela, Tanaman Obat yang Memiliki Banyak Khasiat 5 Tanaman Obat Tradisional yang Membantu Menjaga Sistem Pencernaan Saat Berpuasa