Berita  

5 Hewan Endemik di Gunung Muria yang Sering Masuk Permukiman

5 Hewan Endemik di Gunung Muria yang Sering Masuk Permukiman

Gunung Muria adalah gunung berapi jenis stratovolcano dengan ketinggian 1606 mdpl. Meskipun tidak terlalu tinggi, gunung yang terletak di Kabupaten Jepara, Kudus, dan Pati ini merupakan salah satu gunung paling terkenal di wilayah utara Pulau Jawa. Gunung Muria sering dikunjungi oleh para pendaki dan peziarah, serta menjadi salah satu tempat wisata yang populer.

Tidak hanya itu, Gunung Muria masih terjaga keasriannya dan memiliki kekayaan hayati yang melimpah. Dalam hal ini, Gunung Muria menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies hewan endemik. Misalnya, ada harimau jawa yang menjadi predator utama di kawasan Gunung Muria. Selain itu, elang jawa juga mendominasi langit dan hutan Gunung Muria. Mari kita bahas secara lebih mendalam beberapa satwa endemik yang hidup di Gunung Muria.

1. Macan tutul jawa

Dilansir Animalia, Panthera pardus melas atau harimau Jawa merupakan hewan langka yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Ia merupakanapex predator Di Pulau Jawa, hewan ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Diketahui, saat ini hanya tersisa 188 hingga 571 individu di alam liar. Oleh karena itu, hewan tersebut mendapatkan status sebagai spesies yang terancam punah dan dilindungi.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Di Gunung Muria, harimau jawa sering ditemukan di hutan, semak belukar, daerah lembap, dan area yang tertutup pepohonan. Hewan ini mampu memanjat pohon, tebing, bahkan bisa berenang. Terkadang, harimau jawa masuk ke wilayah permukiman dan menyerang ternak seperti ayam, kambing, serta sapi. Oleh karena itu, masyarakat terkadang membunuh hewan tersebut karena dianggap sebagai ancaman berbahaya.

2. Lutung jawa

Trachypithecus auratus atau lutung jawa adalah salah satu jenis primata yang tinggal di Gunung Muria. DilansirEcologyasia, Hewan ini memiliki ekor yang panjang, dengan panjang melebihi 1 meter, dan berat maksimal sekitar 7 kilogram. Saat ini, jumlah populasi lutung jawa sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan hidup, perburuan ilegal, serta persaingan dengan manusia. Oleh karena itu, keberadaannya perlu dilindungi.

Di Gunung Muria, lutung jawa sering ditemukan bergelantungan di hutan, kebun, dan pohon-pohon. Secara khusus, jumlahnya cukup banyak di Kabupaten Kudus, terutama di Desa Kejajar, Kecamatan Dawe. Hewan ini tidak berbahaya dan biasanya mengonsumsi buah-buahan serta sayuran. Lutung jawa sangat takut pada manusia, tetapi jika persediaan makanan berkurang, mereka bisa masuk ke kebun dan wilayah permukiman.

3. Cecak batu muria

Hewan dengan nama ilmiah Cnemaspis muria ini adalah spesies yang baru ditemukan pada tahun 2019. Selanjutnya, artikel dalam jurnalZootaxa menerangkan bahwa cecak berwarna cokelat ini dapat ditemui di lereng selatan Gunung Muria. Sebagai spesies cecak batu, cecak batu muria tidak memiliki kaki yang lengket. Sebaliknya, ia mampu memanjat dengan memanfaatkan cakarnya yang tajam. Di alam liar, cecak batu muria sering terlihat di pohon-pohon dan batuan. Di lokasi-lokasi tersebut, ia kerap berkeliaran dan mencari makanan berupa serangga kecil.

4. Elang jawa

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau Nisaetus bartelsi atau elang jawa adalah hewan yang menghadapi ancaman kepunahan. Pertama, ia termasuk dalam kategoriendangered atau terancam. Selanjutnya, hanya tersisa 300 hingga 500 individu di alam liar. Akhirnya, jumlah populasi terus menurun karena kerusakan habitat, perburuan ilegal, dan penebangan hutan. Oleh karena itu, spesies ini termasuk dalam kategori burung yang dilindungi oleh pemerintah.

Elang Jawa adalah burung elang berukuran sedang dengan panjang sekitar 60 sentimeter. Tubuhnya berwarna cokelat dan memiliki jambul yang menjadi ciri khas tersendiri. Tempat tinggal elang Jawa terbatas pada hutan lebat, kebun, serta pohon-pohon tinggi. Meskipun demikian, terkadang ia juga turun dari lereng gunung dan terbang di atas permukiman. Burung ini juga menjadi teman petani karena membantu mengurangi jumlah tikus.

5. Kobra jawa

Mungkin, Naja sputatrix atau ular kobra Jawa adalah salah satu hewan endemik yang paling sering ditemui di kawasan Gunung Muria. Tidak hanya di hutan atau lereng gunung, populasi ular ini juga cukup banyak di daerah permukiman. Terkadang, hewan ini berkeliaran di kebun dan persawahan. Selain itu, ular beracun ini sering masuk ke dalam rumah.

Dilansir iNaturalist, Ular yang bisa mencapai panjang maksimal 1,8 meter ini merupakan hewan yang aktif pada malam hari. Oleh karena itu, hewan ini sering berburu kodok, katak, tikus, serta telur hewan lain. Bila merasa terancam, kobra jawa mampu mengangkat kepalanya, mengeluarkan suara mendesis, membuka tudungnya, dan menyemprotkan racun. Karena itu, kamu perlu waspada terhadapnya.

Keberadaan satwa endemik menunjukkan bahwa Gunung Muria sangat cocok sebagai tempat tinggal bagi hewan liar. Sayangnya, beberapa spesies endemik menghadapi ancaman penurunan jumlah populasi dan sering terjadi persaingan dengan manusia. Agar hal ini tidak terjadi, kamu perlu menjaga keseimbangan ekosistem di hutan Gunung Muria. Jangan mengganggu kehidupan hewan, lindungi alam, serta hindari merusak lingkungan tempat tinggal hewan yang unik tersebut.

5 Fakta Gunung Nemrut, Kursi Tua Dewa-Dewi di Turki 5 Fakta Mengenai Gunung Damavand, Puncak Tertinggi di Iran