Pernahkah kamu melihat hewan dengan warna tubuh yang cerah dan menarik yang membuatmu terpesona? Faktanya, tidak semua keindahan yang ditunjukkan oleh hewan hanya bertujuan untuk estetika atau menarik perhatian pasangan. Beberapa spesies dengan warna mencolok justru merupakan cara untuk bertahan hidup di lingkungan alaminya.
Adaptasi ini umumnya dikenal sebagai Aposematisme, yaitu tanda peringatan dari hewan beracun yang bisa berupa warna tubuh cerah, suara, atau bau yang menyengat agar predator tidak menyerang mereka. Ciri morfologi khas yang dimiliki dapat memberikan sinyal peringatan kepada predator untuk segera menjauh. Berikut ini 5 hewan beracun dengan warna tubuh yang mencolok dan terang yang berfungsi sebagai tanda peringatan agar segera dihindari!
1. Burung Pitohui
Burung pitohui dengan nama sainsPitohui dichrousmerupakan burung endemik yang berasal dari Papua. Tampak menarik dengan bulu berwarna jingga dan hitam serta paruh yang kuat, ternyata warna cerah pada burung ini berfungsi sebagai tanda peringatan, lho. DilansirAquarium of Pacific, burung pitohui juga mengeluarkan bau yang kuat dan khas yang digunakan untuk memberi peringatan kepada predator.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Salah satu jenis makanan mereka adalah kumbang Choresine yang mengandung racun batrachotoxin dan sumber toksin homoBTX. Senyawa racun ini bisa menempel pada kulit dan bulu burung serta berkonsentrasi di bagian dada, perut, dan kaki. Seseorang yang bersentuhan dengan burung ini dapat mengalami rasa kesemutan dan mati rasa yang terus-menerus, batuk, serta mata yang gatal dan berair. Spesies burung pitohui yang paling berbahaya dan sebaiknya dihindari karena memiliki kadar racun tertinggi adalahPitohui dichrous (Hooded Pitohui).
2. Katak Panah Beracun
Katak beracun dengan warna-warna cerah sering disebut sebagai katak panah. Mereka berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Selatan, serta termasuk dalam genus Phyllobates. Jenis-jenis ini umumnya memiliki warna tubuh seperti kuning, merah, biru, hijau, emas, tembaga, dan hitam, dengan beberapa memiliki pola kombinasi yang khas. Warna-warna ini dikenal sebagai sinyal peringatan, yang menunjukkan bahwa katak tersebut beracun dan tidak aman untuk dimakan.
Dilansir Medical Toxicology, racun paling berbahaya yang dihasilkan oleh katak panah beracun adalah batrachotoxin yang merupakan neurotoksin kuat. Racun ini tidak dibentuk sendiri oleh katak tersebut, melainkan berasal dari makanan mereka, seperti semut beracun dan kumbang melyrid yang hidup di alam liar. Hewan pemangsa yang memakan katak ini akan mengalami kejang dan gangguan pada sistem saraf, seperti kontraksi otot, air liur, serta bahkan kematian. Racun alkaloid yang dilepaskan melalui kulit katak dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan iritasi saat bersentuhan.
3. Ular Batu (Colar Snake)
Ular karang termasuk dalam keluarga Elapidae. Ciri fisik mereka adalah adanya pola lingkaran berwarna merah, hitam, dan kuning (atau putih) yang menyebar di seluruh tubuhnya. Faktanya, warna cerah yang dimiliki ular karang sering ditiru oleh beberapa ular tidak beracun, dikenal sebagai mimikri Batesian, seperti pada ular susu dan ular raja, guna menghindari pemangsa.
Dilansir Poison Control, ular karang memiliki racun neurotoksik yang dapat mengganggu fungsi impuls saraf dan menyebabkan kelemahan otot. Selain itu, gigitan ular karang berisiko menyebabkan kesulitan pernapasan sepenuhnya, yang jika tidak segera ditangani bisa berujung pada kematian. Paling tidak di lingkungan alami, ular karang termasuk hewan yang cenderung hidup sendirian dan jarang menggigit, kecuali merasa terancam atau diadu oleh predator atau manusia.
4. Monarch Butterfly
Kupu-kupu Raja atau monyet kupu-kupu memiliki nama ilmiahDanaus plexippusmerupakan jenis kupu-kupu yang gemar berpindah sejauh ribuan kilometer setiap tahunnya. Mereka terbang di sekitar Amerika Utara dengan sayap yang menawan, berwarna jingga cerah dengan pola hitam dan putih. Tidak disangka, kecantikan mereka justru menjadi tanda peringatan bahwa tubuh mereka mengandung racun.
Kupu-kupu raja menyimpan racun yang dikenal sebagai cardenolides atau glikosida kardenolida, yang berasal dari tanaman yang mereka konsumsi, seperti tanaman susu. Beberapa jenis tanaman susu mengandung kadar glikosida kardenolida yang tinggi. Dampak racun yang dirasakan oleh predator yang secara tidak sengaja memakan kupu-kupu ini tergantung pada jumlah racun yang terkumpul saat dimakan.
5. Lionfish
Jika kamu pernah bermain game online bernama feeding frenzy, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan spesies ikan ini yang sering muncul. Lionfish atau ikan singa termasuk dalam genus Pterois dan bisa bertahan hidup di berbagai jenis lingkungan laut, seperti dasar laut yang keras, hutan bakau, terumbu karang, dan daerah almun. Lionfish memiliki corak tubuh yang khas berupa garis-garis coklat atau merah tua yang khas, serta garis putih yang menutupi seluruh tubuhnya.
Dilansir National Ocean Service, kelenjar racun ikan Lionfish terletak di dalam dua saluran tulang belakang. Racun tersebut merupakan campuran protein, toksin neuromuskular, dan neurotransmiter yang dikenal sebagai asetilkolin. Duri sirip ikan Lionfish yang mengandung racun bila menusuk dapat menyebabkan rasa nyeri, gangguan pernapasan, kelumpuhan, pembengkakan yang cepat, serta perdarahan di bawah kulit. Dalam beberapa situasi, pembengkakan bisa sangat berat sehingga mengganggu aliran darah yang dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) yang biasanya terjadi pada ujung jari.
Berikut adalah 5 hewan beracun yang memiliki warna tubuh yang mencolok dan sebaiknya kamu hindari. Keberadaan hewan-hewan ini di alam menunjukkan proses evolusi yang luar biasa dalam strategi bertahan hidup. Dengan memahami bentuk fisik mereka, kita sebagai manusia bisa lebih waspada dan membiarkan hewan-hewan ini hidup tenang di lingkungan alaminya, sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
4 Binatang Berisiko yang Tinggal di Selandia Baru, Bahaya Mengancam! 5 Fakta Sains Mengapa Gajah Dianggap Hewan Berbahaya dan Agresif!