Seringkali kita menjumpai binatang-binatang kecil semacam Tikus atau Tupai berlari-larian di area sekitar rumah, hutan, ataupun lokasi publik. Meski tampak menggemaskan atau hanya hal biasa, namun apakah Anda tahu bahwa ada beberapa jenis pengerat ini dapat menjadi pembawa virus mematikan secara diam-diam? Benar sekali, selain dikenal sebagai gangguan merusak persediaan makanan, sebagian dari mereka juga memiliki kemampuan untuk menularkan penyakit berbahaya tersebut.
Di belakang ekspresi sederhana dan tubuh kecil mereka, hama ini menampung bahaya signifikan bagi manusia. Mulai dari virus penyebab demam hingga jenis lainnya yang membuat paru-paru terganggu seolah-oidake habis napas, semua dapat berasal darinya. Untuk itu, agar Anda tidak hanya merasa ketakutan pada makhluk maya dalam film horor, mari kita mengenal lebih dekat tentang binatang-binatang asli yang memiliki potensi membawa bibit penyakit mematikan di alam nyata ini!
1. Tikus kelabang (Rattus rattus)
Tikus rumah merupakan salah satu jenis hewan pengerat yang hidup berdampingan sangat dekat dengan lingkungan manusia. Hama ini sering kali terlihat merajalela di area dapur, ruangan penyimpanan barang-barang atau gudang, serta sampai ke bagian atas tempat tinggal kita yaitu atap rumah. Secara sekilas mungkin hanya mengganggu penampilan dan membuat seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan ketidaktersedianya rasa bersih pada diri mereka, namun ternyata ada lebih dari itu. Tikus dapat membawa ancaman besar dalam bentuk patogen-patogen berbahaya termasuk beberapa virus fatal. Salah satunya adalah sebuah wabah yang telah menciptakan masa gelap bagi peradaban manusia dan disebarkan melalui tikus tersebut.
Yersinia pestis
, faktor-faktor yang menyebabkan epidemi pes atau ”
Black Death
” di Eropa.
Di samping itu, tikus dalam rumah mampu mengonfirmasikan virus Hantavirus serta bakteri Leptospira penyebab leptospirosis. Penyakit tersebut dapat tersebar melalui urine, tinja, ataupun air yang telah dipollusi. Ciri-cirinya bermacam-macam mulai dari panas badan tinggi, sakit pada otot hingga kerusakan ginjal mendadak. Oleh karena itu, hindari meremehkan bekas langkah tikus di area memasak Anda, lantaran ancaman bisa hadir sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
2. Tikus sungai (Rattus norvegicus)
Jika terdapat varian jalanan untuk tikus rumahan, jawabannya pastilah tikus got. Ukuran tubuhnya lebih besar, sedangkan warnanya cenderung lebih gelap, serta kebanyakan tinggal di lingkungan sangat kotor seperti saluran air, tempat pembuangan limbah, ataupun gorong-gorong. Jenis tikus ini merupakan sumber utama penularan leptospirosis, suatu penyakit berbahaya yang dapat menginfeksi ginjal, hati, hingga memicu kematian bila tak segera mendapatkan perawatan tepat.
Lebih menakutkan lagi, tikus saluran air juga memiliki potensi untuk membawa virus Seoul, yaitu salah satu jenis Hantavirus yang mampu menginduksi penyakit demam berdarah hemoragik dengan sindrom ginjal. Penyakit ini bisa ditularkan kepada manusia melalui debu yang telah tercemar oleh urine atau tinja tikus tersebut. Oleh karena itu, selain menjijikan, adanya tikus saluran air sebenarnya termasuk dalam kategori bahaya kesehatan yang sangat serius.
3. Tikus hutan rawa (Oryzomys palustris)
Tikus hutan rawa yang memiliki julukan tersebut adalah
marsh rice rat
—not saja merupakan penduduk habitat lembab dan rawa-rawa di wilayah Amerika Utara. Walaupun terlihat seperti mencari makanan di dekat padang ilalang atau daerah persawahan, spesies binatang ini dikenali memiliki reputasi sebagai pembawa virus yang cukup berbahaya, yakni virus Bayou. Virus tersebut masuk ke dalam golongan Hantavirus dan dapat menyebabkan penyakit parah kepada manusia.
Penyebarannya umumnya terjadi ketika seseorang menarik napas butiran halus dari urine, tinja, atau ludah Tikus Sawah Rawa yang telah kering. Penyakit ini dapat memicu infeksi.
Hantavirus Pulmonary Syndrome
(HPS) adalah suatu penyakit pernafasan yang memiliki gejala seperti flu namun dapat memburuk secara dramatis dalam hitungan jam. Gejalanya meliputi sesak nafas, batuk kering, dan bahkan kegagalan pada sistem pernapasan. Oleh karena itu, walaupun populasi tikus tersebut hidup jauh dari pemukiman manusia, masih diperlukan tingkat waspada ekstra saat melakukan eksplorasi di daerah sawah atau lembab—sebab ancaman sering kali mengintai di balik pemandangan yang kelihatannya damai.
4. Tupai (Squirrel)
Seringkali, tupai dipandang sebagai hewan yang manis dan lucu, terlebih saat mereka melompat dari satu pepohonan ke pepohonan lainnya di taman atau hutan. Akan tetapi, ada sejumlah spesies tupai yang ternyata bisa menjadi pembawa virus berbahaya untuk manusia, contohnya adalah Virus Borna yang mampu merusak sistem saraf pusat serta memicu penyakit ensefalitis yang fatal. Di Tahun 2015, variasi Virus Borna ini berhasil dideteksi dalam populasi tupai peliharaan bertipe tupai berkaki empat bermotif (variegated squirrels) di negara Jerman, hal tersebut juga disinyalir memiliki hubungan dengan kasus meninggal dunia karena adanya penularan infeksi otak secara signifikan kepada manusia.
Tupai juga bisa mengangkut tungau yang berperan sebagai pembawa penyakit seperti demam lambung, selain itu ada pula virus pox yang mampu menimbulkan gangguan pada kulit baik kepada hewan maupun manusia. Walaupun peluang penyebarannya cukup kecil saat bertemu rutin, namun potensi tersebut masih naik bila seseorang mendekat terlampau dekat ataupun merawat tupai dari alam bebas. Kegiatan bersinggungan dengan binatang semacam ini sebaiknya dijalankan dengan cermat khususnya bilamana mereka sedang tidak fit atau justru telah tiada.
5. Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris)
Capybara sebenarnya tidak seperti hewan pengerat kecil lainnya. Mereka merupakan pengerat dengan ukuran terbesar di planet ini dan dikenal sebagai hewan yang cukup bersahabat karena tampak tenang serta gemar berenang. Walaupun demikian, walaupun mereka nampak damai, capybara masih dapat mengandung penyakit berbahaya. Hewan-hewan besar ini umumnya tinggal berkelompok di daerah lembab seperti rawa atau tepi sungai, dan bisa menyebarkan beberapa jenis virus seperti Leishmania spp., Leptospira spp., Trypanosoma spp., Salmonella spp., Toxoplasma gondii, dan juga rabies.
Mereka pun dapat menyebarkan parasit serta bakteri bahaya apabila interaksinya terlalu intensif dengan manusia. Walaupun tidak pernah dilaporkan adanya epidemi akibat capybara, ancamannya masih nyata. Terlebih lagi dengan meningkatnya popularitas dalam merawat satwa liar sebagai hewan peliharaan, kemungkinan penularan penyakit dari binatang kepada manusia semakin bertambah. Oleh karena itu, meskipun tampilannya tenang, kita tetap harus waspada!
Ternyata, hewan pengerat jelas bukan main-main. Walaupun ukuran badan mereka mini dan pergerakan cenderung sulit dilihat, dampak buruk bagi kesehatan bisa amat parah bahkan berpotensi fatal. Oleh karena itu, pengetahuan tentang hal tersebut harus diprioritas serta menjaga keadaan lingkungan bersih menjadi suatu keharusan demi melindungi diri dari ancaman sembunyi ini. Tidak ada gunanya resah ketika sakit sudah datang. Dimulai saja dengan langkah mudah misalnya tutuplah makanan dengan rapi, lakukan pekerjaan rumah tangga secara berkala, dan hindari interaksi langsung dengan satwa bebas. Sebab, cara terlindungi sempurna senantiasa bermula dari upaya antisipasi ringkas.