– Taiwan mengumumkan rencana ambisius membangun sistem pertahanan udara baru bernama T-Dome, yang diklaim mirip dengan sistem Iron Dome milik Israel.
Presiden Taiwan Lai Ching-te menyebut sistem ini sebagai langkah strategis menghadapi meningkatnya ancaman militer dari Tiongkok sekaligus memperkuat industri pertahanan dalam negeri.
Berikut lima fakta penting tentang sistem T-Dome yang tengah disiapkan Taiwan:
1. Diperkenalkan oleh Presiden Lai di Hari Nasional Taiwan
Dalam pidatonya pada Hari Nasional, Jumat (10/10/2025), Presiden Lai Ching-te menegaskan bahwa pembangunan T-Dome menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat keamanan nasional.
“Kami akan mempercepat pembangunan T-Dome, membangun sistem pertahanan udara dengan pertahanan berlapis, deteksi tinggi, dan intersepsi efektif,” ujar Lai disambut tepuk tangan hadirin.
Ia juga menegaskan bahwa anggaran khusus pertahanan akan diusulkan pada akhir tahun ini sebagai bentuk keseriusan Taiwan menjaga kedaulatan dan keselamatan rakyatnya.
2. Dirancang Menyerupai Iron Dome Israel
Menurut laporan Reuters, sistem T-Dome disebut-sebut akan memiliki konsep mirip Iron Dome milik Israel, sistem pertahanan udara berlapis yang mampu mencegat roket dan rudal jarak pendek secara cepat dan akurat.
Sumber pemerintah menyebut T-Dome akan menjadi “jaring pengaman” bagi Taiwan untuk menghadapi ancaman serangan udara maupun rudal dari Tiongkok.
Seorang pejabat senior kantor kepresidenan mengatakan rencana pengeluaran untuk proyek ini akan dimasukkan dalam proposal anggaran militer akhir tahun 2025, dengan dukungan teknologi dari negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat (AS).
3. Akan Melengkapi Sistem Rudal Patriot dan Sky Bow
Saat ini, pertahanan udara Taiwan masih bergantung pada rudal Patriot buatan AS dan Sky Bow buatan dalam negeri.
Bulan lalu, Taiwan juga memperkenalkan rudal Chiang-Kong di pameran senjata di Taipei.
Rudal baru ini dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak menengah dan menjangkau wilayah udara yang lebih tinggi dibandingkan Patriot.
Kehadiran T-Dome nantinya diharapkan akan melengkapi dan memperkuat lapisan pertahanan udara Taiwan, menciptakan sistem multi-layer yang saling terintegrasi dari jarak pendek, menengah, hingga jauh.
4. Tanggapan Tiongkok: Tuduh Taiwan Sebagai Provokator
Menanggapi pengumuman tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok melalui juru bicara Guo Jiakun menuduh Lai Ching-te “menyebarkan kekeliruan separatis tentang kemerdekaan Taiwan.”
“Mencari kemerdekaan dengan kekerasan hanya akan menyeret Taiwan ke dalam konflik,” kata Guo di Beijing, mengutip CNA.
Tiongkok berulang kali menyebut Lai sebagai “separatis berbahaya”, dan bahkan tahun lalu sempat menggelar latihan militer besar di sekitar pulau itu sebagai respons atas pidato serupa.
5. Taiwan Tegaskan Ingin Perdamaian, Bukan Provokasi
Meski terus ditekan Beijing, Presiden Lai menegaskan bahwa Taiwan tidak mencari konflik, melainkan berupaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“Tiongkok harus meninggalkan penggunaan kekuatan atau paksaan untuk mengubah status quo,” ujar Lai.
Sementara itu, pejabat Taiwan lainnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berspekulasi atas reaksi Beijing, dan pidato Hari Nasional tidak seharusnya dijadikan alasan untuk tindakan koersif atau militer apa pun.
(/Garudea Prabawati)






