Bukan hanya belalang, capung, atau semut saja, ternyata ada satu jenis serangga yang kurang dikenali, yakni silverfish. Selanjutnya, silverfish memiliki berbagai macam spesies dan di antaranya adalah
Ctenolepisma longicaudatum
atau silverfish berekor panjang. Selain berekor panjang, serangga tersebut sangat kecil sampai-sampai hampir tidak terlihat dengan mata telanjang.
Mirip dengan jenis serangga lainnya, silverfish memiliki ekor yang panjang dan biasanya terlihat di sekitar permukiman manusia. Di tempat tinggal itu, mereka suka makan daun-daunan, sisa-sisa binatang, termasuk bahan-bahan selulosa seperti kertas. Persebaran mereka cukup luas, sampai pada akhirnya para ilmuwan pun tidak mengetahui dari mana asal-usul keberadaan serangga ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini mari kita teliti lebih jauh tentang segala sesuatu mengenai silverfish untuk meningkatkan wawasan Anda!
1. Menampilkan pertumbuhan yang sangat rumit
Dilansir
iNaturalist,
Silverfish bertanduk panjang memiliki proses pertumbuhan dan perkembangan yang cukup rumit. Awalnya, mereka dimulai dari telur kecil yang umumnya disimpan dalam celah-celah sempit. Setelah itu, larva akan menetas dan menggunakan alat khusus bernama frons untuk membuka cangkang telur tersebut. Pada stadium instar kedua, perubahan terjadi pada warna badan si serangga yang semakin gelap, serta mampu bergerak lebih lincah dengan bagian ekornya yang panjang.
Pada tingkat larva ketiga, warna mereka kembali berubah. Kemudian, pada fase larva keempat, tubuh binatang tersebut mulai tumbuh sisik. Menariknya, di tingkatan larva kelima dan ketujuh, tak ada modifikasi fisik yang mencolok. Akhirnya, dari tahap larva kedelapan hingga empat belas, perkembangan serangga ini melonjak dengan cepat sehingga ia berkembang menjadi organisme matang. Sesuai dia masa dewasa, hanya peningkatan dalam ukuran saja yang dialami.
2. Kebanyakan mencari makanan di sekitar permukiman
Bila kita membicarakan tentang makanannya, silverfish dengan ekor panjang dapat mengonsumsi apa saja. Dimulai dari zat yang berasal dari tanaman seperti bawang, sisasisa daging hewani lainnya, hingga materi buatan seperti kertas dan pakaian. Oleh karena itu, dalam banyak kasus, mereka kerap mencari makanan di lingkungan tempat tinggal manusia, baik itu di kebun rumah, ruangmandi, celah-celah bangunan, daerah teduh, semak-semak, gudangsampai dapur, tentu saja.
BugGuide.
Secara keseluruhan, spesies tersebut merupakan hewan nocturnal yang lebih banyak beraktivitas saat malam hari dan cenderung menjauhi eksposur terhadap sinar matahari secara langsung.
3. Spiders dan parasites adalah ancaman utama tersebut.
Terekam ada dua jenis parasit gregarine yang umum menginfeksi hewan tersebut, yakni
Garnhamia aciculata
dan
Lepismatophila ctenolepismae,
jelas artikel di jurnal
Genera Insectorum.
Bukan hanya parasit, laba-laba pemangsa seperti itu juga termasuk.
Scytodes thoracica
Juga merupakan ancaman yang cukup mengganggu bagi silverfish dengan ekor panjang. Ironisnya, silverfish dengan ekor panjang tidak mempunyai mekanisme pertahanan spesifik terhadap parasit maupun pemangsa. Karena itu, hewan ini hanya dapat menyerah, merawat dirinya sendiri, dan menyembunyikan diri sebagai cara untuk menghindar dari mereka.
4. Area distribusi alami masih belum jelas
Penelitian yang dilakukan oleh
Rhodes University
Menjabarkan bahwa asal-usul hewan ini masih menjadi misteri hingga saat ini. Ini bukanlah hal yang mengejutkan melihat fakta bahwa silverfish berukuran sangat kecil dengan ekor panjang serta tersebar di area yang luas. Selain itu, observasi pada serangga tersebut cukup rumit. Akibatnya, studi lebih lanjut tentang mereka menjadi suatu tantangan untuk dieksekusi.
Bila berbicara tentang sebaran populasi, jenis silverfish yang memiliki ekor panjang dapat diketemui hampir di mana saja pada saat ini. Di kawasan Amerika, mereka tersebar dari bagian utama sampai ke daerah tengah serta selatan benua tersebut. Sedangkan di Eropa, spesies ini telah menjalar secara meluas merata ke semua area negara-negara Eropanya. Lalu untuk distribusinya di Benua Afrika lebih difokuskan di Afrika Selatan. Di Kawasan Oseania, kita mungkin akan bertemu dengan serangga ini baik itu di New Zealand maupun pantura barat daya Australia. Untuk konteks Asia, peredaran silverfish juga terdeteksi di bagian Asia Selatan dan Timurnya.
5. Sering diupayakan pengendaliannya karena merupakan hama berbahaya dan merugian
Laman
Jungle Dragon
Menjabarkan bahwa hewan berukuran hanya 1 sentimeter ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan. Walaupun ukurannya mini, pola makan mereka mampu menciptakan kerusakan besar pada benda-benda seperti furnitur, kayu, bahkan tanaman milik para petani. Apabila jumlahnya bertambah secara drastis, serangga ini pun bisa menjadikan banyak individu tidak merasa nyaman. Sebab alasan itu pula, silverfish berekor panjang umumnya dihilangkan menggunakan beragam metode.
Terdaftar, ada berbagai metode untuk mengendalikan serangga ini. Yang pertama adalah dengan perangkap yang menggunakan lem khusus serangga; ini sangat efektif dalam menjerat hewan-hewan itu. Selain itu, zat-zat kimia seperti racun dan pestisida pun umumnya dipergunakan karena dapat membersihkan populasi silverfish berkaki panjang dengan cepat. Metoda akhir melibatkan kontrol temperatur: suhu di dalam ruangan sebaiknya tetap di bawah 16°C guna memperlambat perkembangan mereka secara signifikan.
Bisa jadi silverfish berekor panjang kurang populer dibanding serangga lain. Akan tetapi, ternyata binatang ini memiliki sifat-sifat menarik yang bisa disamakan dengan jenis serangga lain. Tidak hanya unik, spesies ini pun membawa sejumlah rahasia yang belum terselesaikan. Meski berukuran kecil, hewan ini termasuk hama yang dapat memberikan kerusakan signifikan. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan serangga mini semacam silverfish berekor panjang. Justru demikianlah, penting bagi kita untuk belajar lebih banyak tentang serta pahami karakteristik mereka.