Gazel (genus
Gazella
) lebih umum dikenali sebagai kelompok rusa yang hidup di Benua Afrika karena mayoritas dari mereka menjadikan savanna sebagai habitat utama disana. Meskipun demikian, terdapat pula sejumlah spesies gazel yang bertempat tinggal di Asia. Di antara keduanya ialah Gazel Ekor Hitam atau juga bisa disebut Gonderuk/Gazela bennettii.
Gazella subgutturosa
).
Gazel spesies ini tergolong ukuran sedang dengan panjang berkisar antara 94-126 cm serta memiliki berat sekitar 17,5–43 kg. Bulu dari gazel ekor hitam mayoritas berwarna coklat pasir namun juga tersedia dalam varian warna putih, hitam, merah muda, dan kuning pada bagian-bagian tertentu badannya. Tambahan lagi, jika kita membandingkannya dengan kerabatnya yang berasal dari Benua Afrika, bulunya justru biasanya lebih panjang dan tebal.
Terlihat perbedaan yang signifikan dalam bentuk fizikal antara jantan dan betina pada spesies gazel ekor hitam. Jantan berkembang menjadi lebih berat dengan tanduk panjang hingga mencapai 20-34 sentimeter, sedangkan betina cenderung lebih ringan dan tidak mempunyai tanduk tersebut. Kali ini, mari kita telusuri secara mendalam tentang aspek-aspek unik dari gazel ekor hitam. Oleh karena itu, bacalah penjelasannya sepenuhnya, yuk!
1. Sebaran Habitat, serta Makanan Preferensi Spesies tersebut
Seperti yang sudah disebutkan di awal, gazel ekor hitam merupakan spesies gazel yang menghuni Asia. Lebih spesifiknya, mamalia ini tinggal di Timur Tengah dan Asia Tengah. Artinya, negara-negara seperti Arab, Uni Emirat Arab, Oman, Turki, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Iran, Afghanistan, Pakistan, China, dan Mongolia jadi rumah utama bagi gazel ekor hitam.
Dilansir
Animalia
Gazel ekor hitam biasanya ditemukan di area gurun dan setengah gurun, dataran batu karang, dataran kapur, padang rumput, hutan belantara, serta gunung-gunung yang memiliki ketinggian antara 1.050 sampai 3.500 meter dari permukaan laut. Lingkungan hidup mereka umumnya jauh dari keberadaan manusia; bahkan jika ada ternak atau lahan pertanian dekat lokasi tersebut, spesies ini lebih memilih untuk menghindari interaksi. Gazel ekor hitam menunjukkan fleksibilitas besar dalam penyesuaian diri terhadap iklim bervarianya. Mereka mampu bertahan hidup baik di lingkungan panas dan tandus seperti gurun maupun merasa senyaman pada wilayah bersalju selama musim dingin tiba.
Untuk kebutuhan pangan, gazel ekor hitam tentunya termasuk dalam kategori herbivora. Rumput beragam tipe menjadi makanan pokok bagi mereka; namun, tak jarang ditambahkan dengan buah-buahan seperti kurma atau melon, serta akar-akaran, umbi-ubian, tebu, dan tanaman hasil panen lainnya yang bisa didapatkan. Selama dua puluh empat jam, gazel ekor hitam sanggup mengkonsumsi sampai 30% dari massa tubuhnya. Yang mengejutkan adalah bahwa meskipun demikian, mereka hanya meminum sedikit air saja karena cairan cukup berasal dari nutrisi makanannya sendiri. Akan tetapi, gazel ekor hitam masih mencari tempat-tempat berkumpulnya air agar mudah mendapat variasi makanan tambahan disekitarnya.
2. Pelari yang cepat
Ada beberapa jenis
predator
yang menargetkan gazel ekor hitam sebagai mangsa potensial, semisal serigala abu-abu, harimau, caracal, rubah, elang emas, elang stepa, sampai anjing liar. Banyaknya predator ini jelas membuat mamalia ini harus beradaptasi supaya tidak mudah dijadikan santapan. Nah, salah satu solusi yang sering dilakukan gazel ekor hitam untuk mengatasi terkaman predator adalah dengan berlari.
Ultimate Ungulate
Menurut laporan, Gazel Ekor Hitam bisa mencapai kecepatan maksimal hingga 60 kilometer per jam ketika ditgejus oleh pemangsa. Kecepata tersebut dapat dipertahankan selama kurun antara 200-300 meter sebelum istirahat sebentar demi mengecek situasi. Saat hendak melesaikan pelarian dan mencapai top speed, spesies ini memiliki kebiasaan meloncat-meloncat dengan kakinya yang teguh. Di tengah larinya, leher Gazel Ekor Hitam diperlebar kedepan bersamaan dengan pengangkatan ekornya; hal ini diyakinin dapat membantu mereka dalam mencapai laju terbaiknya lebih efisien.
3. Hidup secara berkelompok
Dalam rutinitas keseharian, gazel ekor hitam cenderung tinggal bersama kelompok kecil. Biasanya, timbangan anggota grup tersebut berkisar antara 2 hingga 9 binatang, namun saat cuaca dingin, mereka bergabung menjadi satu unit yang lebih luas mencapai ukuran 10 sampai 30 individu. Perempuan, remaja gazel serta anak-anak senantiasa terdapat di dalam perkumpulan itu, sedangkan jantan lebih memilih untuk hidup sendirian.
Dilansir
Animalia
Kelompok unggas gazel ekor hitam ini biasanya bermigrasi jarak jauh saat cuaca dingin mencapai sekitar 10-30 kilometer per harinya guna menemukan sumber makanan. Mereka menggunakan sistem komunikasi melalui beragam bunyi yang dikeluarkan anggota grup untuk mengantisipasi ancaman pemangsa. Suara tersebut juga berguna bagi ibu dan anak-anaknya terutama pada saat ingin dipanggil atau dihubungi.
Sementara untuk jantan, mereka lebih suka memiliki teritori masing-masing di sekitar kelompok betina. Jantan-jantan ini menjaga ketat teritori tersebut dan menandainya dengan kotoran, urine, sekresi kelenjar preorbital, maupun tanda goresan tanduk dan kaki. Menjelang musim kawin, jantan jadi lebih agresif dalam mempertahankan teritori ini sehingga pertarungan antar jantan yang berjumpa tak dapat dihindari
4. Sistem reproduksi
Musim kawin bagi gazel ekor hitam terjadi antara September—Desember. Jantan aktif dalam mencari betina dan tak jarang mengejar kawanan betina sampai ada yang tertarik. Kalau tak sengaja bertemu jantan lain, mereka akan saling berkelahi guna mendapat hak kawin dengan betina. Dalam satu musim kawin, jantan dapat kawin dengan 2—12 betina berbeda. Oh iya, alasan mengapa gazel ekor hitam punya nama lain, yakni gazel gondok (
goitered
), dikarenakan jantan memiliki benjolan di leher yang membesar saat masa berkembang biak tiba.
Animal Diversity
Menurut sumber, seekor betina dari jenis gazel ekor hitam biasanya melahirkan antara 1 hingga 4 anak dalam setiap musim. Durasi kehamilannya berkisar antara 5 sampai 6 bulan dan bayi tersebut akan tinggal bersama ibunya selama kurang lebih 3-6 bulan pertama. Pada saat berumur 6 bulan, anak gazel ekor hitam telah mampu hidup secara independen. Selanjutnya, diperlukan masa antara 6-18 bulan agar mereka bisa mencapai tahap kedewasaan reproduksi. Dalam habitat aslinya, umur rata-ratanya adalah sekitar 6 tahun; namun beberapa kasus menunjukkan bahwa individu-individu tertentu juga dapat bertahan hidup hingga usia 12 tahun.
5. Status konservasi
Jika dilihat dari data Daftar Merah IUCN, ternyata situasi gazel ekor hitam saat ini kurang menggembirakan. Kondisinya memprihatinkan.
hewan
Ini telah mencapai status hampir punah (Vulnerable). Populasi mereka saat ini diperkirakan antara 42 sampai 49 ribu individu dan cenderung mengalami penurunan. Angka tersebut mungkin tampak besar, namun nyatanya jumlahnya telah sangat berkurang bila dibandingkan dengan data di era 1990-an, ketika gazel ekor hitam masih berkisar antara 120-140 ribu individu.
Sedihnya, penurunannya bahkan lebih drastis dalam 1 dekade terakhir, yaitu sekitar 30 persen dari jumlah populasi pada tahun 1990-an. Dilansir
Animal Diversity
Penyebab primer dari penurunan populasi gazel ekor hitam adalah pemburuan skala besar oleh manusia serta degradasi habitat. Hewan ini menjadi target buruan baik untuk konsumsi maupun sebagai hiburan dalam aktivitas menembak, sedangkan lingkungan hidup mereka semakin sempit karena laju perkembangan permukiman, pertanian, dan ternak manusia ke daerah-daerah pedalaman.
Sebenarnya, peran dari gazel ekor hitam amatlah vital dalam lingkungan aslinya. Berkat dietnya yang bervariasi, tumbuhan-tumbuhan yang dimakannya bisa menyebar dengan baik akibat mobilitas harian hewan tersebut yang cukup luas. Tambahan pula, para pemangsa di area tersebut pun mendapatkan pasokan makanan sehingga eksistensi gazel ekor hitam menjadi elemen penting untuk menjaga keseimbangan ekologi.