news  

5 Fakta Menarik Tembok Theodosian, Benteng Legendaris Konstantinopel

5 Fakta Menarik Tembok Theodosian, Benteng Legendaris Konstantinopel

Istanbul (dulunya Konstantinopel) pernah menjadi incaran berbagai kerajaan di masa lalu karena posisinya yang strategis. Dalam persaingan kekuasaan yang tak pernah berakhir, Kerajaan Bizantium mampu mempertahankan penguasaannya atas Konstantinopel selama 1000 tahun berkat pembangunan dinding besar. Dinding tersebut dikenal sebagai Tembok Theodosian.

Dengan konstruksi yang tahan ganda dan ketangguhan menghadapi ratusan serangan besar, Tembok Theodosian menjadi acuan utama dalam arsitektur militer pada masa itu. DilansirWorld History,Banyak ahli sejarah menggolongkan tembok ini sebagai sistem pertahanan kota yang paling efisien dalam sejarah abad pertengahan. Penasaran bagaimana megahnya Tembok Theodosian? Berikut beberapa fakta menarik yang patut untuk diketahui.

1. Dibangun oleh Kaisar Theodosius II ketika Konstantinopel semakin ramai

Setelah Kaisar Agung Constantine memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium pada abad keempat dan menamainya Konstantinopel, kota tersebut berkembang pesat menjadi pusat politik dan agama.Byzantine Legacy menerangkan, pada tahun 413 M, Kaisar Theodosius II mengeluarkan perintah pembangunan tembok yang lebih luas akibat meningkatnya jumlah penduduk. Tembok ini akhirnya dikenal sebagai Tembok Theodosian, yang mencakup wilayah kota yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Proyek pembangunannya diarahkan oleh seorang pejabat tinggi bernama Anthemius. Seiring berjalannya waktu, tembok ini pernah mengalami perbaikan besar-besaran setelah terjadi gempa bumi hebat pada tahun 447 M.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

2. Desain dua lapis yang membuat lawan merasa kesal

Dinding Theodosian merupakan benteng yang terdiri dari beberapa lapisan. Sistem pertahanannya meliputi parit besar di depan (selebar sekitar 20 m dan dalam sekitar 7 m), dinding luar setinggi 8 m, dinding dalam setinggi 12 m, serta lebih dari 90 menara pengawas dan pos pertahanan yang berjarak antara 60 hingga 70 m. Dengan demikian, musuh yang berhasil melewati dinding luar masih harus menghadapi dinding dalam yang lebih tinggi, sementara mereka juga diserang dari atas dan sisi lain oleh pasukan yang berada di menara. Desain ini memungkinkan tentara Bizantium bertahan secara strategis.

3. Bertahan melalui ratusan serangan besar selama berabad-abad

Sejak dibangun, Tembok Theodosian menghadapi berbagai ancaman besar: suku Hun, Avar, Arab, Bulgaria, Rus, hingga pasukan Perang Salib. Namun selama lebih dari seribu tahun, tidak ada yang mampu menembusnya. Pengeboman besar oleh pasukan Arab pada abad ke-7 dan ke-8, yang juga didukung armada laut, tetap gagal.

Konstantinopel pernah dikuasai oleh Kekaisaran Latin selama 57 tahun pada masa Kekaisaran Bizantium, sebelum akhirnya kembali dikuasai. Namun, pendudukan tersebut tidak disebabkan oleh kegagalan pertahanan Tembok Theodosian. Dilansir dari lamanShadows of ConstantinoplePada peristiwa tahun 1204 M, tembok darat tidak benar-benar pecah. Pasukan Latin justru berhasil memasuki kota melalui laut dan memanfaatkan kelemahan pertahanan di sisi barat laut kota.

4. Hancur karena meriam dan dukungan dari dalam negeri

Pada tahun 1453, Sultan Mehmed II dari Kesultanan Utsmaniyah menghadirkan kekuatan baru yang mengubah segalanya, yaitu meriam raksasa yang dibuat oleh insinyur asal Hungaria bernama Orban. Meriam ini mampu melemparkan peluru batu seberat 500 kg ke arah dinding kota. Setelah pengepungan selama 53 hari, bagian dinding akhirnya retak. Namun, bukan hanya karena meriam tersebut, sejarah mencatat adanya pembukaan gerbang kecil oleh pihak dalam, yang dimanfaatkan oleh pasukan Utsmaniyah untuk segera masuk ke kota. Pada hari itu, Konstantinopel jatuh dan berakhirlah Kekaisaran Bizantium.

5. Sebagai inspirasi dalam arsitektur pertahanan Eropa

Desain dinding Theodosian memberikan inspirasi bagi berbagai sistem pertahanan kota di Eropa pada masa Abad Pertengahan. Konsep benteng bertingkat, menara yang tersusun rapi, dan lapisan-lapisan zona pertahanan menjadi pedoman dalam pembangunan benteng-benteng kerajaan di Prancis, Jerman, dan Inggris. Bahkan, menurutWorld Historydi dunia militer, dinding ini dikenal sebagai desain pertahanan yang paling canggih sebelum masa senjata meriam.

Sekarang, meskipun tidak lagi utuh, bagian-bagian Tembok Theodosian masih berdiri di Istanbul. Pemerintah Turki telah melakukan restorasi pada beberapa bagian, dan kini tembok ini menjadi tempat sejarah yang penting dan sering dikunjungi oleh para wisatawan. Sungguh menakjubkan, bukan!

5 Fakta Mengenai Biocrust, Makhluk Hidup yang Melindungi Tembok Besar Tiongkok 6 Fakta Kota Benin, Memiliki Dinding yang Lebih Panjang daripada Tembok Besar Tiongkok