Berita  

5 Eksperimen Sains Lucu dengan Kucing

5 Eksperimen Sains Lucu dengan Kucing

Kucing selalu memiliki cara untuk menarik perhatian manusia. Gerakan kecil mereka, kebiasaan aneh, hingga tingkah laku yang polos bisa menjadi bahan kajian serius. Tidak heran, banyak ilmuwan memilih kucing sebagai “subjek penelitian” dengan hasil yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga membuat kita tertawa.

Menariknya, eksperimen mengenai kucing sering kali menunjukkan hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara mereka melompat, memandang, hingga kebiasaan tidur, semuanya memiliki penjelasan ilmiah. Penelitian terdengar menggemaskan ketika kita dengar secara sekilas, meskipun hasilnya cukup mengejutkan. Mari kita lihat lima eksperimen sains menggemaskan yang pernah melibatkan kucing.

1. Eksperimen kotak persembunyian

Para ilmuwan pernah bertanya-tanya, mengapa kucing begitu tertarik pada kotak. Dari berbagai tempat yang nyaman, mereka selalu memilih kotak sederhana untuk duduk atau tidur. Para peneliti dari Universitas Utrecht di Belanda melakukan pengujian ini dengan memberikan kotak kepada kucing di tempat penampungan. Hasilnya, kucing yang memiliki kotak lebih cepat beradaptasi, tingkat stresnya menurun, dan tampak lebih tenang dibandingkan yang tidak memiliki kotak.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Peristiwa ini bukan hanya sekadar kesenangan, melainkan bagian dari naluri alami kucing untuk mencari tempat bersembunyi. Kardus memberikan rasa aman, privasi, serta ruang pribadi. Oleh karena itu, jangan terkejut jika kucingmu lebih suka tidur di kotak murah daripada di tempat tidur mahal. Karena bagi mereka, kotak bukan hanya hiburan, tetapi juga alat penenang yang gratis.

2. Penelitian “apakah kucing bisa berubah menjadi benda padat dan cair?”

Marc-Antoine Fardin, seorang ilmuwan fisika dari Prancis, pernah mengarang sebuah artikel dengan judulBuku tentang Rheologi KucingIa membahas fenomena kucing yang mampu menyesuaikan bentuk tubuhnya sesuai dengan wadah, seakan-akan mereka berbentuk cair. Artikel ini diterbitkan diRheology Bulletin(2014) bahkan berhasil meraih penghargaan Ig Nobel Prize karena keunikan yang dimilikinya.

Meskipun terdengar seperti lelucon, eksperimen ini menunjukkan kemampuan otot dan tulang kucing yang sangat fleksibel. Foto-foto kucing di dalam gelas, vas, atau kotak kecil memperkuat gagasan bahwa mereka memiliki sifat cair dan padat. Masyarakat terhibur, namun juga mendapatkan pengetahuan tentang elastisitas tubuh hewan.

3. Eksperimen “tatapan misterius”

Kucing memiliki cara menatap yang terkadang membuat kita merasa bingung. Sebuah penelitian dariScientific Reports(2020) melakukan penelitian mengenai bagaimana pandangan kucing dan kelipatan mata yang lambat memengaruhi interaksi dengan manusia. Hasilnya, kucing yang melakukan“slow blink”cenderung membuat manusia merasa lebih nyaman dan memiliki ikatan emosional yang lebih dekat.

Eksperimen ini melibatkan belasan kucing bersama pemiliknya maupun orang yang tidak dikenal. Kedipan lambat dianggap sebagai bentuk “senyuman” dari kucing yang menunjukkan rasa percaya. Menariknya, tim peneliti harus menghitung secara detail lamanya tatapan dan kedipan. Berdasarkan temuan ini, kita memahami bahwa tatapan kucing bukan hanya sekadar permainan, tetapi tanda adanya kepercayaan.

4. Percobaan suara “meong”

Di Inggris, para ilmuwan dari University of Sussex dan San Diego Zoo melakukan penelitian mengenai variasi suara meong kucing. Mereka menemukan bahwa kucing mampu mengubah suara meongnya agar mirip dengan tangisan bayi. Suara ber nada tertentu ini membuat manusia lebih cepat merespons. Kucing menggunakan cara ini terutama saat lapar atau membutuhkan perhatian tambahan.

Eksperimen ini menunjukkan betapa cerdasnya kucing dalam mengenali kelemahan manusia. Mereka memahami nada suara apa yang membuat pemilik mereka lembut. Yang menarik, kita sering mengira itu adalah ekspresi alami, padahal sebenarnya merupakan trik manipulasi yang halus. Dengan kata lain, kucing adalah ahli komunikasi emosional yang tidak kita sadari.

5. Percobaan tidur yang sangat lama

Kucing terkenal sebagai “raja tidur” dengan waktu tidur mencapai 16 jam per hari. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Michel Jouvet menemukan bahwa pola tidur kucing memiliki tahapan yang mirip dengan manusia, termasuk fase REM.(Rapid Eye Movement). Saat beristirahat, kucing mungkin mengalami mimpi dan menunjukkan gerakan halus seperti mengeluarkan suara lembut, bulu kumis bergerak, atau ekor berayun.

Temuan ini mengungkap fakta bahwa kucing yang tidur lama bukan hanya sekadar malas, melainkan cara untuk menghemat energi dan mempercepat proses pemulihan tubuh. Jadi, meskipun terlihat malas, sebenarnya mereka sedang menjalani “program biologis” yang efektif. Bagi kita, melihat kucing tidur berjam-jam mungkin terdengar lucu, tetapi ilmu pengetahuan membuktikan bahwa hal itu sangat penting.

Lima percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak selalu kaku dan membosankan. Bahkan tingkah laku polos kucing bisa menjadi bahan penelitian yang serius dengan hasil yang lucu sekaligus bermanfaat. Mulai dari kotak hingga pandangan mata, semuanya memberi kita wawasan baru mengenai hewan yang kita cintai.

Di balik penampilan lucu mereka, tersembunyi banyak rahasia yang mampu memicu penelitian ilmiah. Oleh karena itu, setiap kali kucingmu melakukan hal yang aneh, jangan segera menganggapnya remeh. Mungkin saja, tingkah laku tersebut merupakan bahan eksperimen ilmiah yang baru.

Apakah Makanan Mentah Cocok untuk Kucing? Pahami Bahayanya Apakah Kucing Mengetahui Bahwa Dirinya Adalah Kucing? Ini Fakta-Fakta Nyata nya