Strategi Jitu untuk Menjangkau Gen Z dan Milenial
Generasi Z dan Milenial saat ini menjadi kelompok konsumen yang sangat dominan dalam menentukan tren pasar. Kedua generasi ini tidak hanya aktif secara digital, tetapi juga memiliki preferensi unik yang harus dipahami oleh para pelaku bisnis. Mereka cenderung mudah bosan, menghargai keaslian, serta lebih memilih merek (brand) yang bisa merangkul mereka dengan pendekatan personal dan bermakna. Untuk itu, penting bagi brand untuk melakukan rebranding atau penyesuaian strategi agar bisa benar-benar “relate” dengan kedua kelompok ini.
Berikut adalah lima langkah utama yang bisa dilakukan untuk membuat brand lebih relevan dan menarik di mata Gen Z dan Milenial:
1. Ganti Gaya Komunikasi Formal dengan Nuansa Lebih Santai
Komunikasi yang terlalu formal dan kaku justru akan menjauhkan brand dari perhatian Gen Z dan Milenial. Mereka lebih nyaman berinteraksi dengan brand yang berbicara seperti seorang teman — santai, penuh canda, namun tetap cerdas dan informatif. Perubahan ini bisa dimulai dari gaya bahasa dalam caption media sosial, deskripsi produk, hingga cara merespons pesan langsung (direct message). Pastikan setiap komunikasi terasa personal dan akrab tanpa kesan kaku.
2. Hadir di Platform Digital yang Sering Mereka Gunakan
Gen Z dan Milenial merupakan pengguna aktif berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, YouTube Shorts, dan X (dulunya Twitter). Jika brand belum hadir di platform-platform tersebut, inilah saatnya untuk mulai berekspansi. Namun, sekadar eksis tidak cukup. Penting juga untuk memahami karakteristik konten di masing-masing platform dan menciptakan visual storytelling yang relevan dengan gaya hidup mereka. Konten harus menarik, informatif, dan punya nilai tambah.
3. Desain Visual yang Estetik dan Menarik
Desain visual memiliki peran penting dalam menarik perhatian kedua generasi ini. Gen Z dan Milenial sangat peka terhadap warna, tata letak (layout), gaya foto, dan elemen visual lainnya. Jika feed media sosial atau kemasan produk terkesan membosankan atau biasa saja, besar kemungkinan mereka akan langsung melewatinya. Oleh karena itu, konsep visual harus konsisten, estetik, namun tetap fleksibel agar bisa beradaptasi dengan perubahan tren.
4. Responsif dan Transparan dalam Berinteraksi
Kecepatan respons dan transparansi menjadi nilai penting yang dihargai oleh Gen Z dan Milenial. Ketika mereka memberikan pertanyaan melalui komentar atau pesan langsung, usahakan untuk membalas dengan cepat. Jika terjadi kesalahan atau kendala, hindari menyembunyikannya. Jelaskan dengan jujur dan tangani dengan bijak. Selain itu, brand yang lincah dan tidak kaku lebih disukai. Mereka ingin melihat bahwa sebuah brand bisa menyesuaikan diri dengan perubahan gaya hidup tanpa kehilangan identitas aslinya.
5. Pahami Nilai-Nilai yang Mereka Junjung Tinggi
Milenial dan Gen Z bukan hanya membeli produk karena kebutuhan, tetapi juga karena adanya keselarasan nilai. Mereka peduli pada isu-isu seperti keberlanjutan, inklusivitas, kesehatan mental, serta dukungan terhadap UMKM lokal. Brand harus memahami nilai-nilai inti yang ingin diusung, lalu mengkomunikasikannya secara konsisten melalui konten, desain kemasan, hingga kampanye pemasaran. Dengan begitu, brand bisa menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan target audiensnya.
Dengan mengadopsi strategi-strategi di atas, brand tidak hanya akan lebih mudah diterima oleh Gen Z dan Milenial, tetapi juga bisa membangun loyalitas yang berkelanjutan. Era digital menuntut fleksibilitas, autentisitas, dan kedekatan emosional — semua hal yang bisa dicapai dengan pendekatan yang tepat dan niat tulus untuk memahami audiens.