Hampir semua orang tua pernah merasa bersalah karena khawatir tidak mampu membesarkan anak dengan sempurna. Bagaimana cara mengatasi perasaan bersalah tersebut?
Biasanya rasa bersalah muncul ketika seseorang merasa belum memenuhi harapan yang diinginkan oleh diri sendiri atau orang lain dalam merawat anak.
Jika dibiarkan terus-menerus, perasaan semacam itu dapat merusak kesehatan mental orang tua dan berdampak pada hubungan mereka dengan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda dan menanggapinya secara bijaksana.
Apa makna rasa bersalah dalam perspektif psikologi?
Dikutip dari Psychology Today, di bidang psikologi perasaan bersalah(guilt) termasuk dalam kategori emosi self-evaluative. Ini adalah perasaan yang terkait dengan penilaian terhadap diri sendiri, yakni merasa telah melakukan hal yang salah.
Perasaan ini juga kerap muncul ketika standar atau harapan yang ada, baik dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar, terasa belum terpenuhi.
Misalnya, merasa bersalah karena tidak dapat hadir dalam acara anak di sekolah, kehilangan kendali emosi, atau harus meninggalkan anak didaycare untuk bekerja.
Jika rasa bersalah tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat memicutoxic guiltEmosi yang muncul menjadi berlebihan, termasuk pada hal-hal yang mungkin tidak dapat dikendalikan, menyebabkan stres berlebih dan kelelahan emosional yang terus-menerus.
Cara mengatasi rasa bersalah pada anak
Saat rasa bersalah mulai muncul, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil agar tidak berujung pada perasaan negatif di masa depan. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:
1. Pahami perasaan bersalah, jangan berusaha menghindarinya
Karena rasa bersalah yang terasa mengganggu, wajar jika secara tidak sadar Ibu berusaha menghindarinya. Jika hal ini terjadi, nantinya Ibu mungkin akan berusaha menjadi orang tua yang ‘sempurna’, bahkan sampai mengorbankan waktu istirahat hanya untuk bersama anak.
Meskipun tindakan ini mampu menghilangkan rasa bersalah secara sementara, justru menyulitkan Ibu dalam mengenali kebutuhan dirinya sendiri dan berpotensi memberikan dampak negatif dalam jangka panjang.
Sebaiknya pahami rasa bersalah dan penyebabnya, yang diyakini mampu membantu mengurangi emosi negatif serta membuat perasaan lebih tenang.
2. Jangan menghindari rasa bersalah yang berbahaya
Perasaan bersalah yang masih wajar dapat membuat Ibu mampu meminta maaf dan bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan yang melukai perasaan anak.
Sementara itu, perasaan bersalah yangtoxicmerupakan perasaan seperti ibu telah melakukan kesalahan, padahal sebenarnya tidak. Keadaan ini sering kali muncul dari harapan sosial dan pengalaman masa kecil.
Studi dalam jurnal Qualitative Sociologymenunjukkan bahwa ibu-ibu yang bekerja sering kali merasa bersalah karena tidak mampu memenuhi standar budaya mengenai ‘ibu yang ideal’.
Selain itu, jika pengasuhan sebelumnya sering membuat Ibu merasa bersalah setiap kali menyampaikan kebutuhan atau memiliki perbedaan pendapat, Ibu juga mungkin berkembang dengan keyakinan bahwa memprioritaskan diri sendiri adalah hal yang tidak benar.
3. Hadapi rasa bersalah
Mengelola perasaan secara sehat berarti memberi kebebasan pada diri sendiri untuk merasakan rasa bersalah atau perasaan lainnya, tanpa membiarkan emosi tersebut menguasai kita.
Hadapi perasaan emosional yang muncul saat berada dalam keadaan rileks. Contohnya, coba tenangkan tubuh dengan menghirup napas dalam dari perut terlebih dahulu,” kata Psikolog Juli Fraga yang juga merupakanco-author dari Parents Have Feelings, Too.
Tarik napas selama empat hitungan dan hembuskan selama empat hitungan. Oksigen akan masuk ke otot-otot, mengurangi tingkat emosi dan membuat tubuh menjadi lebih tenang.
4. Jangan biarkan perasaan mengganggu kamu
Dikutip dari CNBC Make It,rasa bersalah merupakan salah satu emosi yang dapat menghambat. Artinya, perasaan ini mampu memicu munculnya ’emosi inti’ seperti marah, sedih, atau takut pada seseorang.
Misalnya, rasa bersalah mungkin menyembunyikan rasa sedih ketika Ibu harus melewatkan pertunjukan sekolah anak karena tuntutan pekerjaan.
Setelah Ibu menyadari hal tersebut, diharapkan Ibu mampu memberi nama, mengakui, dan menangani perasaan sedih itu, bukan membiarkannya tersembunyi dan semakin merusak diri sendiri.
5. Coba refleksikan diri
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rasa bersalah bisa memicu berbagai pikiran negatif. Hal ini mungkin membuat Bunda merasa sebagai orang tua yang paling buruk atau merasa tidak layak menerima pengampunan.
Pesan-pesan semacam ini bisa menghasilkan umpan balik negatif, sehingga membuat Ibu merasa semakin terjebak. Untuk menghadapi pikiran tersebut, coba berbicara dan melakukan refleksi diri.
Gunakan pertanyaan ini sebagai panduan: ‘Jika anak saya atau teman dekat saya berada dalam situasi yang sama atau merasakan hal yang sama, apa yang akan saya katakan kepada mereka?’
Saat menjawab pertanyaan tersebut, berbicaralah kepada diri sendiri menggunakan kata ganti orang kedua, ‘kamu’, dengan tujuan agar lebih mudah munculnya rasa cinta pada diri sendiri.
Secara alami, rasa bersalah merupakan bagian dari proses menjadi seorang ibu. Ketika Ibu belajar mengelola perasaannya secara bijaksana, Ibu tidak hanya menjaga kesejahteraan diri sendiri, tetapi juga memberikan contoh tentang kecerdasan emosional kepada anak.
Kesadaran orang tua dalam menjaga kesehatan jiwa Peran orang tua dalam menjaga kesehatan pikiran Arti pentingnya kesehatan mental bagi para orang tua Kebermaknaan menjaga kesehatan jiwa bagi orang tua Pentingnya perhatian orang tua terhadap kesehatan mental Tanggung jawab orang tua dalam menjaga kesehatan psikologis Makna pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan orang tua Perhatian yang harus diberikan orang tua terhadap kesehatan jiwa
Jangan meremehkan peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental untuk memperkuat ikatan keluarga secara keseluruhan, Bu.
Jika Ibu mengalami stres jangka panjang, kecemasan, atau depresi, hal ini bisa memengaruhi cara Ibu merespons anak. Termasuk menjadi lebih mudah marah atau kurang sabar.
Perasaan bersalah yang terus-menerus sering dikaitkan dengan tanda-tanda tekanan psikologis. Menurut penelitian dalamParenting Research Centre, orang tua yang memiliki rasa bersalah yang tinggi sering mengalami tekanan, kelelahan emosional, dan kesulitan dalam merawat diri sendiri.
Dengan menjaga kesehatan mental, orang tua juga menjadi teladan bagi anak-anak. Ketika anak melihat ibu mampu mengelola kesehatan mentalnya, hal ini berdampak positif terhadap perkembangan kecerdasan emosional mereka.
Berikut adalah beberapa variasi dari teks tersebut: 1. Inilah cara mengatasi rasa bersalah orang tua terhadap anak. Jika perasaan bersalah mulai mengganggu kegiatan sehari-hari, segera konsultasikan dengan ahli seperti psikolog, Bu. 2. Beginilah cara mengelola rasa bersalah orang tua terhadap anak. Bila rasa bersalah sudah mengganggu aktivitas harian, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog, Ibu. 3. Berikut adalah cara mengelola perasaan bersalah orang tua pada anak. Apabila perasaan bersalah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya segera mencari bantuan dari ahli seperti psikolog, Bu. 4. Ini merupakan metode mengelola rasa bersalah orang tua terhadap anak. Jika perasaan bersalah sudah mengganggu aktivitas harian, tidak boleh menunda untuk segera berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog, Ibu. 5. Berikut cara mengelola rasa bersalah orang tua pada anak. Bila rasa bersalah sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, segera lakukan konsultasi dengan ahli seperti psikolog, Bu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar klik diSINI. Gratis!