news  

5 Bahaya Saat Banjir: Penyakit dan Korsleting Listrik

5 Bahaya Saat Banjir: Penyakit dan Korsleting Listrik

Banjir Meluas di Jakarta, Warga Diimbau Waspada Terhadap Berbagai Risiko

Banjir kembali meluas di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Dalam laporan terbaru, genangan air telah menggenangi 46 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di Jakarta Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Data tersebut mencerminkan peningkatan dari jumlah RT sebelumnya yang hanya 35 RT. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa genangan air terjadi pada pukul 06.00 WIB.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Adji merinci bahwa wilayah Jakarta Barat terdampak sebanyak 10 RT, Jakarta Timur 9 RT, Jakarta Selatan 25 RT, dan Jakarta Utara 2 RT. Peningkatan ini menunjukkan bahwa banjir masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat di berbagai sudut kota.

Bahaya Genangan Air yang Perlu Diperhatikan

Genangan air yang tampak dangkal bisa menyembunyikan bahaya yang tidak terlihat. Lubang saluran, selokan terbuka, atau jalan yang ambles dapat tertutupi oleh air. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari berjalan atau mengemudi kendaraan di area banjir yang dalam, terutama jika arus air terlihat deras. Tindakan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kecelakaan serius.

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, memberikan beberapa saran penting agar risiko kerusakan mobil saat banjir dapat diminimalkan. Menurutnya, hal pertama yang harus dihindari adalah menyalakan mesin mobil ketika sedang terendam banjir. Air yang masuk ke dalam ruang bakar atau sistem kelistrikan dapat menyebabkan kerusakan fatal seperti water hammer atau korsleting listrik.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Yannes menjelaskan bahwa air banjir dapat masuk ke dalam mesin, sistem kelistrikan, dan komponen elektronik lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan permanen. Maka dari itu, warga disarankan untuk tidak memaksa mesin beroperasi ketika mobil terendam air.

Bahaya Korsleting Listrik Saat Banjir

Banjir juga membawa risiko korsleting listrik yang sangat berbahaya. Kabel listrik yang terendam air dapat menjadi sumber sengatan listrik. Selain itu, peralatan elektronik yang masih terhubung ke listrik saat air mulai masuk rumah juga bisa menyebabkan korsleting. Untuk menghindari hal tersebut, warga diminta segera mematikan listrik dari panel utama jika masih aman dilakukan. Juga, hindari menyentuh kabel atau alat elektronik yang terkena air.

Menurut Agung Murdifi, Executive Vice President Komunikasi Korporat PLN, langkah pertama yang harus dilakukan saat permukiman terendam banjir adalah mematikan listrik dari meter circuit breaker (MCB). Selanjutnya, cabut semua peralatan listrik yang masih tersambung dan pindahkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi. Langkah-langkah ini sangat penting untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Risiko Penyakit Akibat Air Banjir

Air banjir biasanya tercemar limbah rumah tangga, kotoran manusia dan hewan, serta bahan kimia berbahaya dari industri atau kendaraan. Paparan terhadap air ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti leptospirosis, diare, infeksi kulit, dan infeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan air banjir.

Warga disarankan untuk menggunakan pelindung seperti sepatu bot atau sarung tangan saat berada di lingkungan yang terkena banjir. Setelah terpapar benda kotor yang terbawa air banjir, segera cuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman.

Ancaman Hewan Saat Banjir

Banjir juga dapat mengganggu habitat alami hewan, sehingga mereka bisa berpindah ke area permukiman. Hewan seperti ular dan tikus bisa terbawa arus atau mencari tempat yang lebih tinggi di sekitar rumah warga. Koloni semut api juga sering muncul setelah banjir surut. Oleh karena itu, penting untuk membersihkan rumah secara menyeluruh setelah air surut.

Tjandra Yoga Aditama, pakar kesehatan, mengingatkan warga yang terdampak banjir untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus. Tikus-tikus yang tinggal di liang tanah akan keluar saat banjir, sehingga kotoran dan air kencingnya bisa bercampur dengan air banjir. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit kepada manusia.