Kucing memang dikenal sebagai hewan yang cenderung dingin dan kurang responsif dibandingkan anjing. Namun, ada satu hal menarik yang semakin terbukti melalui penelitian yaitu kemampuan mereka dalam mengenali namanya sendiri. Meskipun tampak tidak tertarik, banyak kucing ternyata bisa membedakan suara panggilan pribadi dari suara lain di sekitarnya. Fakta ini mengubah pandangan bahwa kucing tidak peduli atau tidak memiliki ikatan sosial dengan pemiliknya.
Peristiwa ini tidak hanya menarik perhatian para penggemar hewan, tetapi juga memicu penelitian lebih lanjut dari sudut pandang ilmu perilaku hewan dan neuropsikologi. Dengan mempelajari bagaimana otak kucing memproses suara, para ilmuwan menemukan bahwa kemampuan ini tidak muncul secara alami, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang rumit. Berikut lima alasan yang menjelaskan mengapa kucing dapat mengenali namanya sendiri.
1. Otak kucing mengolah suara dengan cara yang terpilih
Kemampuan pendengaran kucing sangat tajam dan fokus. Mereka tidak hanya mendengar suara secara umum, tetapi juga mampu memilih suara yang penting dan mengabaikan yang lain. Ketika suara tertentu sering terdengar dalam situasi yang menyenangkan atau akrab, seperti saat diberi makan atau bermain, otak kucing akan membentuk asosiasi positif terhadap suara tersebut.
Proses ini melibatkan bagian otak yang disebut korteks pendengaran dan sistem limbik yang menangani emosi serta memori jangka panjang pada kucing. Ketika nama kucing diucapkan berulang kali dalam situasi yang sama, sistem tersebut akan membentuk jalur memori yang kuat. Akibatnya, ketika mendengar namanya, kucing akan langsung mengenali bahwa nama tersebut penting dan layak untuk diperhatikan.
2. Kebiasaan kucing untuk mengingat namanya sendiri terbentuk melalui interaksi harian yang rutin
Peran pengulangan sangat penting dalam membentuk pola respons kucing terhadap namanya. Setiap kali seseorang memanggil namanya sambil melakukan tindakan yang sama, seperti memberi makan atau bermain, kucing mulai menghubungkan suara tersebut dengan kegiatan tertentu. Hal ini menyebabkan nama menjadi pemicu respons alami dari otaknya.
Berbeda dengan anjing yang cepat merespons perintah, kucing cenderung merespons berdasarkan minat dan kebiasaan mereka sendiri. Jika nama mereka sering disebut dalam situasi yang menyenangkan, otak mereka akan mengingat hal tersebut sebagai bagian dari rutinitas harian. Oleh karena itu, interaksi yang teratur sangat penting agar kucing dapat membentuk kebiasaan dalam mengenali dan merespons nama yang diberikan.
3. Suara pemilik lebih mudah dikenali oleh kucing
Penelitian mengungkapkan bahwa kucing mampu membedakan suara pemiliknya dari suara orang lain atau bahkan orang asing. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh seberapa sering suara tersebut digunakan, tetapi juga karena pola frekuensi dan ritme ucapan yang tercatat secara konsisten dalam ingatan kucing. Nama yang diucapkan oleh pemilik dengan nada suara unik akan lebih mudah dipahami dan dikenali dibanding suara dari orang asing.
Ini menjelaskan mengapa banyak kucing tampak tidak peduli ketika orang lain mencoba memanggilnya, tetapi langsung merespons saat nama tersebut disebut oleh seseorang yang sudah dikenalnya. Kemampuan ini berasal dari naluri bertahan hidup dan ikatan sosial yang berkembang sepanjang ribuan tahun proses domestikasi kucing oleh manusia.
4. Nama berperan sebagai stimulus yang dipelajari
Nama yang sering muncul dalam situasi tertentu menjadi rangsangan yang dipelajari oleh otak kucing. Hal ini mirip dengan cara manusia mengaitkan bunyi bel dengan waktu makan, sebagaimana dijelaskan dalam teori klasik Pavlov. Ketika kucing mendengar namanya dan sesuatu terjadi secara teratur setelahnya, maka otak mereka menghubungkan suara tersebut dengan harapan atau hasil tertentu.
Asosiasi semacam ini memerlukan waktu, namun setelah terbentuk, akan sulit untuk dihilangkan. Hal ini menjadi alasan mengapa kucing bisa terlihat sangat selektif dan merespons terhadap satu suara, meskipun tampaknya mengabaikan suara lainnya. Mereka hanya memproses hal-hal yang sebelumnya pernah dikaitkan dengan sesuatu yang berarti bagi mereka, termasuk nama mereka sendiri.
5. Pengalaman berdampak pada respons kognitif kucing
Kucing yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh interaksi cenderung lebih peka terhadap suara manusia, termasuk ketika dipanggil namanya. Di sisi lain, kucing yang jarang berbicara atau berinteraksi secara verbal sejak kecil cenderung kurang responsif terhadap panggilan suara. Lingkungan tempat mereka berkembang memiliki peran besar dalam menentukan cara mereka memahami dan merespons komunikasi dari manusia.
Pengalaman sosial yang positif juga memperkuat kemampuan kognitif kucing dalam beradaptasi, termasuk dalam mengenali dan membedakan suara panggilan. Semakin sering mereka berinteraksi dengan manusia secara timbal balik, semakin baik kemampuan mereka dalam mengidentifikasi struktur suara tertentu, termasuk pola suara yang digunakan untuk memanggil nama mereka.
Kemampuan kucing dalam mengenali namanya tidak muncul secara alami, melainkan terbentuk melalui proses biologis, pengalaman sosial, dan latihan yang terus-menerus. Fakta ini memberikan wawasan baru bahwa kucing bukanlah makhluk yang pasif sebagaimana sering dikira, tetapi memilikikecerdasansosial yang rumit. Meskipun tampak acuh, mereka sebenarnya menyimpan lebih banyak respons kognitif daripada yang selama ini diperkirakan.
Referensi:
“Apakah Kucing Tahu Namanya?” PetMD. Diakses pada Juli 2025.
“Kucing Mengenali Namanya—Meskipun Mereka Mengabaikan Anda.” National Geographic. Diakses pada Juli 2025.
“Apakah Kucingmu Tahu Namanya? Ini Cara Mengetahuinya.” Ilmu Pengetahuan. Diakses pada Juli 2025.
“Apakah Kucing Mengenali Namanya? Seorang Ahli Kucing Bahagia Menjelaskan.” Feliway. Diakses pada Juli 2025.
Baidu Mengembangkan Teknologi AI untuk Menerjemahkan Suara Anjing dan Kucing Mengapa Paus Biru Memiliki Ukuran yang Sangat Besar?