4 Supermarket Legendaris di Indonesia yang Kini Resmi Tutup, dari Giant hingga GS Mart

4 Supermarket Legendaris di Indonesia yang Kini Resmi Tutup, dari Giant hingga GS Mart

Tahun-tahun sebelumnya, sektor ritel di Indonesia dilaporkan mengalami keterpurukan. Berbagai perusahaan ritel termasuk
supermarket
Menghadapi pengurangan dalam penjualan hingga akhirnya tutup usaha.

Beberapa orang menganggap bahwa hal ini terjadi akibat adanya pergeseran dalam pola konsumsi masyarakat. Fenomena tersebut kemudian diperkuat oleh hadirnya platform belanja daring yang semakin mempermudah pembelian perlengkapan harian bagi publik.

Sudah ada beberapa jaringan
supermarket
yang memilih untuk mengakhiri operasinya secara parsial atau total di tanah air, terlebih bagi bisnis yang tidak berhasil bersaing pada zaman modern ini. Daftar berikut menyajikan informasinya:

supermarket


yang tutup di Indonesia

karena berbagai alasan.

1. Giant

Giant merupakan jaringan
supermarket
asal Malaysia yang secara resmi menginvasi pasar di Indonesia tahun 2002 lewat PT Hero Supermarket Tbk, sebuah cabang dari Dairy Farm International. Pada awal kedatangan mereka, trend
hypermarket
sedang mengalami peningkatan popularitas. Mereka berkompetisi dengan Carrefour dan Makro.

Penurunan performa Giant dimulai tahun 2016. Berbagai faktor menyebabkan penurunan ini, termasuk pergeseran pola konsumsi masyarakat yang semakin condong kepada produk-produk alternatif.
minimarket
serta transaksi daring, beban operasional yang besar, kurangnya kreativitas, dan pandemi COVID-19 di tahun 2020.

Pada tanggal 31 Mei 2021, PT Hero Supermarket dengan resmi menyatakan bahwa semua cabang Giant yang ada di Indonesia bakal mulai ditutup secara bertahap sampai penghujung tahun 2021. Sebagian dari gerai tersebut kemudian dialihfungsikan sebagai IKEA City Store atau pun berganti nama menjadi Hero Supermarket.

2. LuLu Hypermarket

Lulu Hypermarket adalah rangkaian perniagaan ritel
supermarket
Asal dari Uni Emirat Arab dan dikelola oleh grup Lulu Group International. Hypermarket Lulu mulai merambah pasar Indonesia tahun 2016 dengan pembukaan lokasi pertama mereka di Cakung, Jakarta Timur.

Saat itu, LuLu Hypermarket melakukan ekspansi dengan membuka beberapa gerai besar seperti di BSD City Tangerang dan Sentul, Bogor. Namun, mereka menghadapi beberapa tantangan, misalnya
awareness
Masyarakat berpendapatan rendah, area yang tidak terlalu menguntungkan secara lokasi, serta bersaing ketat dengan peserta lokal seperti Hypermart, Superindo, dan Transmart.

Di bulan Mei 2025, beredar kabar bahwa Lulu Hypermarket akan bangkrut dan mulai menutup beberapa cabangnya yang ada di Indonesia. Penyebab penutupan ini dikarenakan mereka tidak mampu bersaing serta melakukan ekspansi dengan baik.

Akan tetapi, pihak manajemen Lulu Hypermarket menyangkal adanya berita tentang kebangkrutan perusahaan mereka di Indonesia. Mereka menjelaskan bahwa Lulu Hypermarket saat ini tengah merencanakan penyesuaian dalam strategi bisnisnya.

3. GS Supermarket

Supermarket
GS Supermarket yang akan menutup operasinya selanjutnya di Indonesia. Ritel asal Korea Selatan ini dikenal sebagai bagian dari GS Group, salah satu konglomerasi besar di negara Ginseng tersebut.

GS Supermarket mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 2014-2015. Pada saat itu, GS menggandeng sebuah perusahaan lokal yaitu PT Supra Boga Lestari yang bertugas dalam penyediaan barang dagangan.

Pada awalnya, GS mendirikan sejumlah gerai di tempat-tempat prime seperti Summarecon Mall Bekasi, AEON Mall BSD, sampai Mall of Indonesia. Tetapi, mereka menghadapi berbagai tantangan. Salah satu contohnya ialah persaingan pasaran yang ketat.
niche
karena kebanyakan barang di GS Supermarket terkait dengan
lifestyle
dan makanan khas Korea.

Selanjutnya, GS Supermarket juga menemui hambatan berupa persaingan sengit dari perusahaan lokal lain yang turut menjual barang-barang asal Korea seperti halnya Grand Lucky, Farmers Market, serta Ranch Market.

Di bulan Mei 2025, sejumlah cabang dari GS Supermarket akan ditutup secara definitif di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, beberapa lokasi yang lain memodifikasi konsep mereka dan menyatu menjadi satu dengan tempat usaha ritel lainnya.

4. Makro Indonesia

Pernakah Anda berbelanja di Makro Indonesia? Makro Indonesia merupakan
wholesale hypermarket
Yang menargetkan pembeli eceran mulai dari penjual kecil sampai usaha jasa kuliner untuk membeli perlengkapan mereka. Makro mengusung ide menjual produk dengan volume banyak serta tarif yang lebih terjangkau.

Makro Indonesia memasuki negeri ini untuk pertama kalinya antara tahun 1991-1992. Pada saat itu, pengelolaannya dilakukan melalui perusahaan bernama PT Chandra Nugerah Cemerlang. Sesudah merintis tokonya yang pertama di ibu kota Jakarta, Makro pun melakukan penetrasi lebih jauh dengan mendirikan unit bisnis tambahan di berbagai pusat perkotaan utama seperti Bandung, Surabaya, Medan, serta Makassar.

Akan tetapi, Makro Indonesia tidak dapat bertahan lama akibat kompetisi sengit baik dari perusahaan dalam negeri maupun internasional serta adanya tekanan dari pasar ritel besar.
Indonesia
Yang awalnya berubah. Pada tahun 2008, Makro Indonesia secara resmi diambil alih oleh Carrefour Group. Nama Makro dilenyapkan dan semua cabangnya kemudian mengadopsi nama baru sebagai Carrefour.

Itulah beberapa
supermarket
Yang tutup di Indonesia. Mayoritas alasannya adalah perubahan pola konsumsi serta tidak mampu bersaing dengan pesaingnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com