Di balik ketidaksuburan serta suhu ekstrem yang mengcover Gurun Sahara, sebenarnya masih ada kehidupan tersembunyi yang dapat bertahan meski dalam kondisi paling keras tersebut. Hidup ini tak selamanya nampak di atas tanah, tetapi malah berada jauh di bawah lapisan pasir, membuatnya menjadi subjek penelitian sains yang sangat memukau.
Gurun Sahara tidak hanya dikenal sebagai padangan pasir yang luas dan kering, tetapi juga rumah bagi beragam proses adaptasi yang mengejutkan pada organisme mulai dari mikroskopis sampai mikroba sekalipun. Mari kita lihat beberapa informasi ilmiah tentang kehidupan tak kasat mata yang terselubung di balik pasiran Gurun Sahara yang mungkin masih asing bagi banyak orang.
1. Mikroorganime yang suka panas ditemukan di lapisan pasir tersebut.
Ilmuwan telah mengidentifikasi mikroorganisme termofilik yang mampu bertahan hidup di lingkungan berpasir Gurun Sahara meski terpapar suhu ekstrem. Organisme ini diketahui dapat bertahan hanya dengan kadar air rendah serta gizi yang didapat dari komponen-komponen anorgannya yang ada di dalam pasir.
Kehadiran mikroorganisme membuktikan kapabilitas mereka untuk bertahan hidup di kondisi temperatur ekstrim serta mengalami masa kering yang sangat lama. Tidak hanya itu, beberapa jenis mikroba ini pun dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam industri bioteknologi karena sifat daya tahan mereka terhadap situasi lingkungan keras tersebut.
2. Katakdan serangga tersembunyi di antara butiran pasir
Beberapa jenis serangga dan reptile, termasuk tokek gurun, kalajengking, serta semut perak Sahara lebih memilih berkeliaran di bawah lapisan pasir untuk melarikan diri dari terik yang menyebabkan ketidaknyamanan. Pasir ini bertindak sebagai penahan panas secara alami bagi mereka. Biasanya, mereka hanya keluar ke permukaan saat udara telah menjadi dingin, umumnya menjelang waktu senja atau malam hari datang.
Penyesuaian yang terjadi membuat hewan seperti serangga dan reptil dapat tetap aktif sambil menjaga ketersediaan cairan tubuh mereka meskipun ada proses evaporasi. Di samping itu, anatomi badan dari hewan ini diketahui sudah berkembang sehingga mampu mengebor dan berpindah dengan cepat melalui lapisan pasir yang lembut.
3. Tanaman dengan akarnya yang terdalam telah ditanam secara erat.
Meskipun tampaknya padang pasir nampak kurang subur, sebenarnya ada banyak jenis tumbuhan khas padang pasir, contohnya adalah pohon akasia serta rumput unta dengan sistem akar yang sangat mendalam, dapat mencapai kedalaman belasan sampai beberapa dekameter ke dalam tanah. Sistem akar ini bertujuan untuk menggapai cadangan air terdalam pada strata bawah tanah, hal itu pun membuat tumbuhan-tumbuhan tersebut sanggup bertahan hidup meski dihadapkan pada kondisi kemarau yang ekstrem.
Keterampilan akar tumbuhan sebenarnya berpengaruh pada pola penyebaran vegetasi di daerah padang pasir, bahkan membentuk ekosistem mini yang mampu menyokong kelangsungan hidup hewan-hewan spesifik. Ini pun menggambarkan bahwa lahan gersang tidak semacam zona mati, tetapi justru terdapat dinamika cairan dan zat hara yang lumayan rumit di dalamnya.
4. Sumber air bawah tanah menjadi elemen penting untuk kelangsungan hidup.
Di bawah pasir di Gurun Sahara sebenarnya terdapat sistem akuifer tua yang justru menampung stok air yang cukup melimpah, layaknya akuifer tersebut.
Nubian Sandstone
Yang mencakup sejumlah wilayah di Afrika Utara. Tempat itu dikenal sebagai asal utama dari Oasis serta memberikan kesempatan bagi hewan, manusia, sampai tanaman untuk tetap bertahan hidup walaupun berada dalam situasi yang keras.
Penggunaan sumber air subterrania telah dikerjakan oleh penduduk setempat jauh sebelumnya dengan menggunakan metode irigasi berbasis pengetahuan turun-temurun tersebut. Hal itu sepertinya mengindikasikan jika cadangan air yang tersimpan di dalam pasir menjadi faktor penting bagi kelangsungan hidup baik peradaban zaman dahulu maupun masa kontemporer di wilayah-wilayah yang dekat dengan padang pasir.
Kehidupan di balik gurun pasir Sahara sebenarnya mengungkap bahwa alam menyimpan cara uniknya sendiri untuk bertahan hidup, termasuk dalam situasi paling keras sekalipun. Temuan-temuan saintifik ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita, tetapi juga memberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuan itu pada banyak aspek lainnya. Ternyata, gurun bukanlah area hampa, tapi justru menjadi tempat eksperimen kehidupan yang fantastis!