4 Fakta Kekinian tentang Kehidupan Reproduksi Gurita, Penuh Drama!

4 Fakta Kekinian tentang Kehidupan Reproduksi Gurita, Penuh Drama!

Siapa sangka, makhluk laut yang terlihat tenang dan misterius ini menyimpan kisah reproduksi paling dramatis di dunia hewan. Gurita, dengan delapan lengannya yang lincah, ternyata menjalani proses berkembang biak yang penuh kejutan, bahkan menyentuh dan tragis.

Tanpa pelukan, tanpa kedekatan emosional, gurita kawin dengan cara yang bikin tercengang. Sang jantan harus mempertaruhkan nyawa, sementara betina rela mati demi anak-anaknya yang belum menetas. Semua dilakukan dalam senyap, di kedalaman laut yang gelap dan sepi. Yuk, simak fakta-fakta mengejutkan soal reproduksi gurita yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.

1. Gurita punya cara unik saat kawin

Gurita adalah makhluk laut yang penuh misteri. Dari bentuk tubuhnya yang lentur hingga kemampuannya mengubah warna, gurita selalu berhasil memukau. Namun, salah satu hal paling mengejutkan dari gurita justru datang dari cara mereka berkembang biak.

Tak seperti manusia atau hewan lain yang menjalin kedekatan saat kawin, gurita justru cenderung menjaga jarak. Si jantan punya lengan khusus bernama

hectocotylus

yang digunakan untuk mentransfer sperma ke tubuh betina. Proses ini bisa berlangsung dari jauh karena gurita jantan takut diserang oleh betina setelah kawin.

Menariknya, beberapa spesies gurita bahkan bisa kawin tanpa harus bertemu langsung. Sperma bisa ditinggalkan dalam kapsul dan disimpan oleh betina hingga waktu yang tepat untuk pembuahan. Ini adalah salah satu strategi unik untuk menghindari konflik antar sesama gurita.

2. Setelah kawin, gurita jantan biasanya akan mati

Kisah cinta gurita jantan bisa dibilang tragis. Setelah proses kawin selesai, gurita jantan biasanya mengalami penurunan fungsi tubuh. Mereka kehilangan nafsu makan, daya gerak, dan pada akhirnya mati dalam hitungan minggu.

Kematian ini bukan karena luka atau serangan, tapi proses biologis alami. Tubuh gurita jantan secara bertahap rusak setelah melepaskan sperma. Hal ini menjadi semacam “harga yang harus dibayar” demi meneruskan keturunan.

Beberapa peneliti percaya bahwa mekanisme ini adalah bentuk pengorbanan biologis. Dengan tidak adanya jantan yang hidup setelah kawin, sumber daya laut bisa lebih fokus pada generasi berikutnya. Alam memang punya cara sendiri untuk menjaga keseimbangan.

3. Gurita betina menjaga telur dengan setia, sampai akhirnya mati

Setelah menerima sperma, gurita betina akan memilih tempat yang tersembunyi untuk bertelur. Dalam sekali masa bertelur, ia bisa menghasilkan hingga ratusan ribu telur. Tapi jangan kira dia akan meninggalkannya begitu saja.

Betina gurita akan menjaga telur-telur itu tanpa henti. Ia membersihkan, mengipasi, dan melindunginya dari predator. Bahkan, selama proses ini, ia sama sekali tidak makan. Energinya hanya digunakan untuk menjaga kehidupan baru itu.

Sayangnya, setelah telur-telur menetas, sang induk juga akan mati. Sama seperti jantan, gurita betina pun melewati proses kematian alami yang sudah diprogram sejak awal. Proses ini disebut

senescence

atau penuaan terprogram. Tragis, tapi luar biasa mengagumkan.

4. Telur gurita butuh waktu berbulan-bulan untuk menetas

Proses penetasan telur gurita tidaklah cepat. Tergantung pada spesies dan suhu air, telur bisa menetas dalam waktu dua hingga delapan bulan. Selama periode ini, telur harus berada di lingkungan yang stabil dan aman.

Itulah mengapa peran induk sangat penting. Sedikit gangguan dari luar bisa mengganggu perkembangan janin gurita. Begitu menetas, bayi gurita harus langsung bisa berenang dan bertahan sendiri karena induknya sudah mati atau dalam kondisi sekarat.

Bayi gurita ini sangat kecil dan rapuh. Mereka akan menghabiskan hari-hari awal di permukaan laut, mengikuti arus, dan belajar bertahan hidup. Hanya sebagian kecil yang bisa tumbuh dewasa, karena banyak yang menjadi mangsa hewan laut lainnya.

Reproduksi
gurita adalah salah satu contoh betapa alam punya caranya sendiri dalam menciptakan keseimbangan. Proses yang terlihat tragis sebenarnya menyimpan nilai biologis yang luar biasa. Meski hidup mereka singkat, gurita meninggalkan warisan besar pada generasi berikutnya.

Kisah hidup mereka mengajarkan tentang pengorbanan, kesetiaan, dan keajaiban alam. Dari kawin jarak jauh, induk yang berpuasa demi telur, hingga bayi-bayi mungil yang harus bertahan sendiri, semuanya menyatu dalam satu siklus hidup yang memukau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com