news  

10 Negara Teraman di Dunia Jika Perang Dunia 3 Meletus—Indonesia Tidak Masuk Daftar

10 Negara Teraman di Dunia Jika Perang Dunia 3 Meletus—Indonesia Tidak Masuk Daftar


Warta Bulukumba

– Langit di Timur Tengah belum selesai menggelegar ketika langit Eropa mulai meredup karena ketegangan militer yang melonjak. Suara rudal yang menyusur malam dari Tel Aviv ke Teheran membelah udara seperti belati panas. Kabar terbaru dari Washington menyebut pasukan Amerika telah “mengamankan” titik strategis, dan itu cukup untuk membuat dunia menahan napas.

Di layar berita, kata-kata seperti eskalasi, nuklir, aliansi, retaliasi jadi mantra yang menakutkan. Dunia merasa seolah berdiri di bibir kawah yang hanya butuh satu gerakan kecil untuk meletus. Jika Perang Dunia 3 benar-benar pecah, ke mana kita bisa lari?

Eskalasi militer antara Iran dan ‘Israel’—ditambah keterlibatan langsung Amerika Serikat pada akhir pekan lalu—mendorong dunia ke ambang krisis global terbesar sejak 1945. Banyak pengamat memperingatkan bahwa konfrontasi ini dapat berkembang menjadi Perang Dunia 3, jika gencatan senjata tidak segera diupayakan.

Menurut laporan

Metro UK

, pada Senin, 23 Juni 2025, sejumlah negara dinilai berpotensi menjadi tempat perlindungan karena posisi geografis yang terpencil, netralitas politik, serta kesiapan sumber daya. Dari kutub selatan hingga hutan Pasifik, berikut ini negara-negara yang disebut-sebut paling aman jika dunia terbakar oleh perang global.

10 negara paling aman jika terjadi Perang Dunia 3

Antartika

Tanpa kota, tanpa pangkalan militer aktif, tanpa kepentingan politik, Antartika menjadi satu-satunya daratan di bumi yang secara resmi tidak dimiliki oleh negara manapun.

Dalam laporan

Bulletin of the Atomic Scientists

, wilayah ini disebut sebagai “ruang bebas nuklir paling absolut di dunia” karena Treaty of Antarctica yang melarang aktivitas militer di kawasan itu sejak 1959.

Namun tantangan terbesar di sini adalah suhu ekstrem dan logistik kehidupan. Tapi jika nuklir meledak di belahan bumi utara, Antartika bisa jadi tempat bertahan hidup, bukan hidup nyaman.

Islandia

Dikenal sebagai negara paling damai di dunia menurut Global Peace Index 2024 dari

Institute for Economics & Peace

, Islandia hampir tak punya sejarah perang modern. Letaknya yang terpencil di utara Samudra Atlantik menjadikannya tak strategis secara militer.

Kebijakan luar negerinya juga netral, dan tak bergabung dengan NATO dalam kapasitas militer penuh. Islandia menjadi tempat pengungsian alami jika konflik global menyebar dari Eropa daratan.

Selandia Baru

Menempati peringkat kedua di Global Peace Index, Selandia Baru punya keuntungan topografi: pegunungan yang tersebar di pulau utamanya menjadi benteng alami. Negara ini juga dikenal netral dan tidak punya musuh geopolitik langsung, membuatnya sangat kecil kemungkinan jadi target serangan.

Penelitian dari Nuclear Threat Initiative (NTI) bahkan menyebut Selandia Baru sebagai salah satu dari 5 negara yang “tidak relevan secara strategis dalam skenario serangan nuklir penuh,” menjadikannya tempat aman secara militer maupun politis.

Swiss

Sejak lama, Swiss dikenal sebagai simbol netralitas permanen. Dikelilingi pegunungan Alpen dan memiliki sistem pertahanan sipil yang lengkap, termasuk 20.000 bunker nuklir publik dan privat, Swiss siap menghadapi skenario terburuk.

Laporan dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) menyatakan bahwa Swiss tetap menolak menjadi bagian dari aliansi militer global, memperkuat statusnya sebagai zona aman saat krisis dunia.

Negara netral lain yang dipertimbangkan aman:

  • Greenland (wilayah Denmark yang terpencil dan non-militer)
  • Argentina (sumber pangan kuat dan jauh dari pusat konflik)
  • Bhutan (netral, pegunungan Himalaya jadi perlindungan alami)
  • Fiji & Tuvalu (negara kecil di Pasifik, tidak signifikan secara geopolitik)
  • Chile (memiliki panjang wilayah ekstrem dan sumber daya melimpah)
  • Afrika Selatan (tanah subur, sumber pangan, posisi geopolitik netral)

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia selama ini dikenal dengan kebijakan luar negeri bebas aktif, yang menjauhi blok militer dan memilih diplomasi sebagai jalan utama.

Meski tidak masuk daftar utama Global Peace Index, Indonesia dinilai tidak strategis sebagai target serangan langsung dan punya potensi swasembada pangan serta sumber daya besar.

Namun, kerentanan tetap ada, terutama karena posisi geografis yang dilintasi jalur laut strategis dunia. Tapi sebagai negara netral dengan prinsip non-blok, Indonesia berpotensi menjadi salah satu titik evakuasi atau lokasi netral dalam konflik global.***