Elon Musk Mengguncang Politik AS dengan Rencana Membentuk Partai Amerika
Pada hari Jumat (4/7/2025), hari kemerdekaan Amerika Serikat, Elon Musk mengumumkan rencana ambisiusnya untuk membentuk partai politik baru bernama “Partai Amerika.” Pengumuman ini dilakukan melalui platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Dengan tampilan yang langsung menantang sistem dua partai yang selama ini mendominasi politik AS, Musk memicu reaksi beragam dari berbagai pihak.
Ide Musk: Menargetkan Kursi di Kongres
Musk menyatakan bahwa partai barunya akan fokus pada kursi penentu di Kongres. Ia menyarankan agar partai ini menargetkan 2–3 kursi Senat dan 8–10 kursi DPR. Dengan margin tipis di Kongres, suara partai ini bisa menjadi penentu bagi undang-undang kontroversial. Tujuannya adalah agar undang-undang tersebut lebih mewakili keinginan rakyat.
Awal Perseteruan dengan Trump
Langkah ini dipicu oleh perseteruan antara Musk dan Donald Trump. Setelah mundur dari posisi penasihat Gedung Putih, Musk secara terbuka menyerang RUU Anggaran yang disebut “One Big Beautiful.” Ia menganggap RUU tersebut sebagai kekejian yang akan meningkatkan defisit anggaran. RUU ini akhirnya lolos dengan margin sempit pada Kamis (3/7/2025).
Balasan Trump dan Ancaman
Trump merespons serangan Musk dengan sindiran dan ancaman. Ia menuduh Musk marah karena subsidi mobil listrik dihapus dalam RUU tersebut. Trump juga mengancam akan mengerahkan DOGE, mantan departemen Musk, untuk memeriksa kontrak pemerintahnya. Hal ini menunjukkan ketegangan yang semakin memburuk antara keduanya.
Ancaman Musk terhadap Politisi Republik Pro-Trump
Musk juga menyatakan akan mendukung lawan politik dari Partai Republik yang memilih RUU Trump. Ia bahkan menyebut Partai Republik saat ini sebagai “Porky Pig Party.” Musk menulis bahwa ia akan memastikan mereka kalah di pemilu pendahuluan jika itu hal terakhir yang ia lakukan.
Tanggapan Skeptis dari Tokoh Republik
Beberapa tokoh Republik seperti Senator Roger Marshall mengatakan lebih memilih dukungan Trump daripada Musk. Beberapa konsultan GOP menyebut ancaman Musk tidak realistis dan tidak perlu ditanggapi serius. Mereka ragu apakah Musk bisa mengumpulkan cukup banyak kandidat untuk menantang GOP secara nyata.
Kekhawatiran Terkait Pemecahan Partai
Donor dan tokoh Partai Republik khawatir langkah Musk akan memecah suara konservatif. Menurut Bill Bean, duel internal GOP hanya akan memperkuat oposisi Demokrat. Ia menilai uang Musk sebaiknya digunakan untuk mendukung kandidat yang kompetitif.
Dari Pendukung Jadi Lawan Trump
Musk pernah menjadi pendukung besar Trump, menyumbang besar untuk kampanye 2024. Ia juga menyokong Partai Republik Wisconsin saat pemilu Mahkamah Agung negara bagian. Kini, hubungannya dengan presiden tampak memburuk drastis.
Tetap Puji Kebijakan Luar Negeri Trump
Meski berseteru soal kebijakan fiskal, Musk masih memuji Trump dalam urusan luar negeri. Ia menulis bahwa @realDonaldTrump telah menyelesaikan beberapa konflik serius di dunia. Ini menunjukkan bahwa perseteruan mereka belum benar-benar hitam-putih.
Peringatan: Musk Bisa Jadi ‘Orang Tanpa Partai’
Ahli strategi Republik memperingatkan, jika Musk terus menyerang partainya sendiri, ia akan kehilangan dukungan dari dua belah pihak. Musk dibenci Demokrat dan bisa kehilangan dukungan Republik juga. Hal ini bisa merusak prospek politik dan bisnis Musk di AS.